Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pura-pura Rindu Kopi

3 Oktober 2019   22:00 Diperbarui: 4 Oktober 2019   10:48 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://media-cdn.tripadvisor.com

Jangan pura-pura meninggalkan kopi,
sebab kopi yang diseduh menyembuhkan sedih.
Lihatlah mulut gelas yang gelisah tanya cuaca.
Itu karena rindu terlalu banyak meneguk ragu.

Air dan gula begitu kental merapikan
harap yang terbuang.
Kecemasan tergigit oleh detik-detik. Jemari
ini begitu sunyi. Bahkan, lentiknya
tak menyentuh kopi hangat.

Jika kau abaikan kopi terlelap, maka
mimpimu jadi gundah bergelas-gelas.

Jangan menuduh kopi gigil,
ia terlanjur sedih berseduh-seduh.
Mengaduhlah pada sudut kelam.
Tanya dirimu, mengapa kopi tak dicecap?

Kopi selalu disalahkan saat menunggu
kekasih, begitu juga dengan pura-pura.
Tak ada kopi jika rindu tak larut dalam air.


SINGOSARI, 3 SEPTEMBER 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun