Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Semasa Aku Kecil

30 September 2019   18:41 Diperbarui: 30 September 2019   18:50 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://themumreviews.files.wordpress.com

Aku memang anak nakal
tapi kata guruku tidak begitu

"Ayo sayang, kau hanya
kelebihan energi, kau tahu 
itu kan?"

Aku spontan mengangguk setuju,
sebab itu sangat menghiburku. Maka,
ketika ada PR gravitasi
aku pun senang mengerjakannya.

Sepuluh gelas saya jatuhkan
dari loteng. Sepuluh piring
saya dorong menuruni tangga, dan
sepuluh apel kulempar ke langit-langit
sampai jebol.

Ibuku memberi hadiah cubitan, tapi
aku sudah tahu bagian mana yang kulapisi
karet ban dalam, ya benar, di bagian paha.

Bapakku memberi hadiah sentilan, dan
akupun mengikat rapat tali helm
sambil berlarian di halaman.

Besoknya, Guruku menangis
dan mengatakan:

"Kau tak hanya kelebihan energi nak,
tapi juga kelebihan nilai, angka dua belas
untukmu."

"Yey!," aku girang dan semakin bersemangat.

MALANG, 30 SEPTEMBER 2019 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun