Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cinta seperti Buih dan Pasir Pantai

24 Juli 2019   12:20 Diperbarui: 24 Juli 2019   12:25 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: i.ebayimg.com

Sekali-kali jangan pakai pantai,
dalam puisi-puisimu
Pakai saja kata rantai
Sebab, pantai bisa membelenggu
Siapa saja yang menantang
Seperti bujang yang hidupnya lengang

Pun aku juga bosan kata-kata senja
Selalu dipuja saat rindu sedang manja
Padahal rindu itu seperti kaca
Bisa memandang tapi terhalang

Kau yang disana juga begitu
Jangan lagi umbar kata-kata embun
Pelangi, hujan dan kabut
Mereka semua adalah cinta
Tiba saat yang tepat
Tak perlu dikejar
Ia akan singgah dihati yang lain

Kini, jika kau kehabisan kata-kata
Samudera masih menyimpan buih aksara
Membiak di pasir-pasir
Meninggalkan jejak kakimu
Cinta dan rindu sedalam pijakan
Terganti saat buih menyiram
Begitu seterusnya Tuhan menggilir
Untuk cinta lain yang karam

Malang, 24 Juli 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun