Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cermin

18 Juli 2019   16:45 Diperbarui: 18 Juli 2019   16:56 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
images.curiator.com

Aku sering geli melihatmu
Berganti baju satu lemari
Merias diri berjam-jam
Sambil berlatih berbicara
Latihan manja
Bergaya jual mahal
Lalu menyibakkan rambut
Serta buru-buru menemui kekasihmu

Tidak seperti malam ini,
Aku mendadak gigil melihatmu
Tubuhmu rebah begitu lelah
Menangis diatas bantal merah
Barangkali cintamu sakit parah
Nampaknya kau sungguh kecewa

Jangan turuti bisikan
Aku tahu kau patah hati
Tapi, jangan bunuh diri
Atau sebaiknya pecahkan saja aku
Lempar saja sepatumu
Sekeras-kerasnya

Prank...!!

Aku pecah dan tak bisa melihatmu lagi
Kamarmu berbau anyir
Nafasku terserak di lantai
Diantara gerigi sepatu
Serta kenangan dibalik tubuhku

Malang, 18 Juli 2019 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun