Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pesing

13 Juni 2019   08:28 Diperbarui: 13 Juni 2019   08:30 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://i.pinimg.com

Gelandangan berdiri membelakangiku

"Kurang ajar kau!"
"Kencing sembarangan tanpa malu!"

Kututup segera hidungku
Pesing mengular bau
Amoniak menaikkan tensiku

Gelandangan terseok-seok berlalu
Meninggalkanku mencumbu bangku
Termenung ditimpa rindu
Nasib perindu tak bermutu

Untunglah rindu segera purna
Saat perempuan menyapa
Tentu dia kekasihku mesra
Seperti puisi-puisi cinta
Kuambilkan mawar untuknya

"Terima kasih sayang," ucapnya manis.
"Aku juga terima kasih sayang," balasku.

Kita memadu rindu
Saling memejam mata sendu
Mencium mawar berbau
Sampai pingsan meracau
Gara-gara amoniak meninju
Gelandangan cekatan merogoh sakuku
Pesing membasahi celanaku

Malang, 13 Juni 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun