Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nelayan Muara

29 Mei 2019   11:51 Diperbarui: 30 Mei 2019   15:34 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://cdn.sindonews.net

Nelayan duduk-duduk di tepi pantai
Kepulan asap rokok menari-nari
Cuaca tak kunjung mengerti

Bibir-bibir merapal do'a sedari tadi
Berharap tangkapan menjadi-jadi
Meski itu mimpi tadi pagi

Kelak anak-anak akan mengerti
Kapal-kapal siap pulang dan pergi
Tetapi hati ini selalu undur diri
Kembali pulang memeluk istri

Nelayan tidur-tidur di lantai
Rambutnya masih basah oleh aksi
Entah saat di lautan kemarin hari
Atau gara-gara istri bersolek diri

Bibir-bibir membisu saksi
Atas peristiwa tersembunyi
Seperti sungai dan pantai
Pada muara mereka saling menemui


Malang, 29 Mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun