Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Naik Bus

23 Mei 2019   14:32 Diperbarui: 23 Mei 2019   16:42 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bus pagi hendak berangkat
Menuju sebuah tempat yang memikat
Mesin menderu hangat
Bangku-bangku sudah terisi padat
Namun, sopir belum juga terlihat
Duduk dibelakang kemudi yang bulat

Rupanya masih terjadi debat
Soal penumpang yang ingin ikut melawat
Bukan duduk di bangku berkulit coklat
Tapi naik di atap berpegangan kuat

Sopir nampak jengah, menggeleng-gelengkan kepala
Penumpang bahagia lupa berterima kasih pada sopirnya
Penumpang celaka selalu menyalahkan sopirnya
Apesnya bus yang celaka selalu dipukul-pukul tubuhnya
Melupakan sopir yang terluka dalam penjara

Malang, 23 Mei 2019

Jadilah penumpang santun, jangan berebut sedikitpun, kasihan sopir tak bisa melamun.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun