Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sampah

23 Mei 2019   11:00 Diperbarui: 23 Mei 2019   11:05 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.mimbarkita.com/

Sampah-sampah sedang menggempur kesunyian
Mata angin kehilangan arah perjalanan
Tertimbun berita-berita kebohongan

Koran pagi tak lagi berisi
Media sosial sakit jiwa lagi
Kotorannya menyumbat nurani

Pagi itu petugas kebersihan menyapu cemas
Keringatnya meleleh keras
Jalanan tak lagi deru memanas
Hanya api disana-sini yang meranggas

Sampah-sampah masih mengepal ganas
Truk-truk pemburu siap dilepas
Tongkat sapu mulai berayun bebas

Sampah kabar selalu mengular
Sampah jalanan akan diangkut keluar
Sampah masyarakat miskin nalar
Sampah penunggang akan terkapar
Menutup dan mengakhiri aksi-aksi liar

Malang, 23 Mei 2019

Perjuangan tak selalu ditempuh dengan kekerasan, mengingat sampah yang terbuang masih bisa menjadi emas hitam yang bermanfaat besar. Damailah Indonesiaku, bersatulah rakyatnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun