Bapak tua kulitnya legam.
Sahabatnya terik matahari merajam.
Baju lusuh menutupi punggungnya yang hitam.
Tentu bau dan keringat juga masam.
Ah sudahlah, jangan terlalu tenggelam.
Warna keluarga miskin memang buram.
Sehari makan, esoknya mengunyah garam.
Mereka jarang berkabar di instagram.
Juga obral kalam-kalam.
Baginya tak sulit memisahkan halal dan haram.
Karena mereka takut menikam.
Apalagi menggarong uang rakyat yang karam.
Miskin bukan pilihan tergenggam.
Karena kepedulian sedang demam.
Penjual obat sudah tutup sebelum malam.Â
Malang, 20 Mei 2019
Kemiskinan masih punya otak,
kepedulianlah yang merongrong saraf ke otak.
Ayo bersedekah, mumpung Ramadhan menemani nafasmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H