Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Prasasti

19 Mei 2019   15:40 Diperbarui: 19 Mei 2019   15:41 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.timurjawa.com/2017/01/25/kesatuan-nusantara-warisan-mpu-tantular/

Gunung agung beranak batu
Perawakannya gagah mendiami waktu
Pohon rimba merawat angin biru
Raja-raja merawat bijak
Leluhur berbudhi menulis sajak
Pahatan aksara bercerita sepanjang masa
Mahakarya prasasti leluhur bangsa
Debu-debu silih berganti belajar kepadanya

Anak bangsa membaca prasasti
Pesan abadi penuh budhi
Hanya beberapa huruf yang pecah
Sehingga ada kata samar terbaca
Kata Persatuan menjadi Perbedaan
Kata Kesatuan menjadi Kemajuan
Mungkin leluhur kita lebih nujum
Berbeda-beda untuk satu kemajuan
Indonesia Maju

Malang, 19 Mei 2019

Apa jadinya jika tak ada budhi yang ditinggalkan leluhur kepada kita?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun