Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Grafiti

30 April 2019   09:37 Diperbarui: 30 April 2019   09:51 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku hanyalah grafiti kumuh di tepian kota
Tak mampu menjaga embun mendiami mawar
Biarlah mentari menyapu embun-embun itu
Bahkan tubuhku terkapar sepi
Terik mentari meninjuku berulangkali

Esok hari ada pengumuman
Semua grafiti akan dilebur
Demi keindahan kota
Juga cinta-cinta yang tak terjaga
Menghitamkan beton kota tua

Buru-buru semua cat dan kuas diselamatkan
Sketsa grafiti di foto ulang

Aku disaput tenggelam
Pandanganku hitam
Cita-citaku kelam
Airmataku mendekam
Embun-embun penuh lebam
Kelopak mawar luruh menghitam
Grafiti meninggalkan cinta kusam
Memahami berita serta derita masam
Besok banjir akan bermalam
Bersama lubang aspal yang bermacam-macam

Singosari, 30 April 2019

Bersih-bersih kota menjelang bulan suci

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun