Mohon tunggu...
Omri L Toruan
Omri L Toruan Mohon Tunggu... Freelancer - Tak Bisa ke Lain Hati

@omri_toruan|berpihak kepada kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tak Kusangka Kau Tersangka

16 November 2016   21:30 Diperbarui: 16 November 2016   21:51 1361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : facebook.com

Kendati sudah ditetapkan sebagai tersangka, namun status yang sangat dinanti oleh banyak orang, agar segera disandang oleh Ahok itu sepertinya tidak berpengaruh apa-apa pada dirinya. Tidak ada yang berubah pada Ahok dengan status barunya itu. Bahkan, ia terlihat tambah bersemangat. Dan hari ini, ia menyatakan akan terus berjuang di Pilkada DKI Jakarta 2017, bahkan menargetkan untuk bisa menang dalam satu putaran. 

Bukannya bersedih, protes, atau curhat membela diri guna mendapatkan simpati dari masyarakat, Ahok justru mengucapkan terima kasih kepada pihak kepolisian yang telah memproses hukum kasus dugaan penistaan agama yang menjeratnya. Bahkan, dari raut wajahnya, sedikitpun tidak ada rasa takut terpancar di sana. Ya, tidak ada yang berubah pada Ahok, kecuali statusnya sekarang yang sudah menjadi tersangka.

Berbeda dengan mereka yang menuduhnya sebagai penista baik agama maupun ulama, merekalah yang sebenarnya takut dan khawatir. Justru, status baru Ahok ini membuat mereka semakin khawatir, walaupun kelihatannya mereka senang dan gembira, sesungguhnya mereka khawatir.

Kekhawatiran mereka yang terutama ialah, takut bahwa  tujuan mereka tidak akan pernah bisa terwujud melalui kasus ini.

Sebagaimana dugaan yang berkembang di masyarakat, kasus Ahok ini tidaklah sesederhana yang kelihatan di permukaan. Muatannya sangat kompleks, dan banyak kepentingan membaur di dalamnya, dengan agenda masing-masing yang diboncengkan lewat kasus ini. Politik, ekonomi, ideologi, kebencian personal dan kelompok, hingga makar bisa tercium dari kasus ini.

Kepolisian juga terlihat sangat kerepotan dalam mengurai persoalan ini. Namun dengan keuletan dan kesabaran para petingginya, akhirnya mereka menemukan metode yang tepat untuk menangani kasus ini. Tanpa bermaksud mengurusi pekerjaan polisi, sepertinya Kapolri dan jajarannya sudah bisa menyimpulkan dari mana mereka harus memulainya.

Penyematan status tersangka pada Ahok memang perlu dan sudah waktunya dilakukan oleh kepolisian untuk mengurai benang kusut  kasus ini, Dengan demikian, tidak akan semakin kusut dan berlarut-larut. Dan sebenarnya, bukan hanya kepada Ahok seorang  status ini akan disematkan oleh polisi. Kepolisian sudah pasti akan menyematkan status kepada semua pihak yang ikut dalam hajatan kali  ini, sesuai dengan kepentingan dan tujuan mereka masing-masing.

Satu persatu dari mereka akan dipilah-pilah sebagai apa statusnya dalam kisruh ini, dengan tujuan akhir untuk menemukan dan menurunkan penumpang gelap yang memboncengkan agendanya melalui kasus ini. Jika semua pihak sudah terdata dan statusnya sudah jelas, maka tentu akan lebih mudah bagi polisi untuk melakukan tindakan menurut statusnya masing-masing.

Dengan tercatat dan lengkapnya data ini di kepolisian, maka mereka yang niatnya menuju istana tentu akan mendapatkan perlakuan yang berbeda dengan mereka yang memilki tujuan ke negeri khilafah. Demikian juga dengan mereka yang hanya ikut-ikutan demi makan sehari, tentu harus beda perlakuan dengan mereka yang memiliki kepentingan ekonomi jika petahana langkahnya bisa terhenti.

Demikian juga dengan pengumpul dan penjual massa demo demi bayaran, mereka akan bisa terklasifikasi dengan langkah polisi ini. Begitu juga dengan mereka yang hanya ikut-ikutan untuk meramaikan aksi, tentu perlakuanya harus beda dengan aktor politik yang memanfaatkan mereka, dan yang dengan suara lantang berteriak sedang memperjuangkan kepentingan mereka. 

Begitu juga dengan mereka, yang oleh karena pemahaman agama  atau keyakinan memang merasa tersinggung dengan kasus ini. Tentu semuanya harus dipetakan oleh polisi, sehingga tidak ada perlakuan yang salah dari aparat kepada mereka  saat melakukan aksi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun