Ahok bisa babak belur, terkapar dihantam kebencian, dendam dan rasa tidak suka karena faktor: SARA, Ekonomi, Politik dan Persekongkolan yang bertemu di satu wadah, yakni pedang Yusril. Jika kesemuanya itu bisa terakumulasi dan fokus  untuk menghantam Ahok, sangat mungkin Ahok tumbang. Dan bukan hanya Ahok, skenario Pak Jokowi pun bisa hancur berantakan, layaknya misi Pak Beye di Tour de Java yang berantakan saat Pak Jokowi blusukan ke Hambalang.
Dan tidak seperti biasanya juga, Pak Beye yang dulunya terkesan lamban, justru kali ini di Pilkada DKI sangat terburu-buru dengan menarik Agus Yudhoyono untuk menantang Ahok, Pendekar Sakti andalannya Pak Jokowi. Sepertinya, Pak Beye sudah tidak sabar untuk segera sampai di sana. " Ku yakin sampai di sana", demikian salah satu dari albumnya Pak Beye yang ternyata berhasrat menghantar Agus Yudhoyono sesegera mungkin sampai di sana dengan memaksanya berlari.
Di tempat lain, Yusril hanya bisa prihatin memperhatikan Agus Yudhoyono setiap saat latihan berlari. "Memang Ahok bisa dikalahkan dengan berlari?" Â Demikian gumam Yusril dalam hati karena tidak kuat memendam kekesalan hatinya. Ia bingung dengan maksud Pak Beye menyuruh Agus berlari dari Cikeas untuk mengejar Ahok yang sudah berada di gerbang Balai Kota.
Demikianlah jadinya, perubahan yang terjadi pada Pak Beye dari sosok yang dulunya "lamban" menjadi buru-buru, akhirnya  membantu Pak Jokowi mewujudkan skenarionya, mengantarkan Ahok ke Balai Kota dengan bantuan Pak Beye.Â
Entah siapa yang membisikkan skenario ini pada Pak Beye, sehingga ia bisa dengan cepat dan sigap mengambil satu keputusan walaupun sifatnya blunder. Bagi Agus Yudhoyono, tugas seberat  ini tentu bukan kapasitas dirinya untuk bisa menanggungnya. Bukan saja mewujudkan hasrat Pak Beye yang menginginkannya sesegera mungkin ada di sana,  juga masa depan Partai Demokrat yang tak kunjung bisa lepas dari masalah korupsi harus ditaruh di pundak Agus.
Andai Agus Yudhoyono bisa menolak. Namun sepertinya ia tidak punya pilihan, karena Ibas adiknya ternyata memiliki beban yang tidak kalah berat jika ia harus membersihkan citra Partai Demokrat yang belepotan karena kasus korupsi kadernya.
Andai Agus bisa, ia sebenarnya igin lari, ya ia ingin lari, entah lari ke mana. Dan akhirnya, Agus pun berlari, berlari mengejar Ahok yang sudah ada di garis finish, Gerbang Balai Kota, disambut Pak Jokowi dengan kalungan bunga pertanda Ahok berhasil  memenangi lomba.Â
Berbeda dengan analisis Yon Bayu yang ditanggapi melalui tulisan ini. Pak Beye tidak merusak skenario Pak Jokowi. Justru Pak Beye membantu Pak Jokowi mengantarkan Ahok menjadi Gubernur DKI kembali, seperti skenarionya Pak Jokowi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H