Mohon tunggu...
Joe Bb
Joe Bb Mohon Tunggu... wiraswasta -

brusaha tuk menuliskan apa yang saya lihat, rasakan dan alami namun sulit untuk di katakan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Selamat Hari Kesaktian Pancasila, Walau Pancasila Sudah Tidak Sakti Lagi

1 Oktober 2011   07:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:26 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Upacara peringatan hari kesaktian pancasila selalu dilaksanakan setiap tahun tepatnya pada tanggal 1 november, rentang perjalanan waktu yang sudah di lalui bangsa kita sudah cukup panjang, dan seiring perjalanan waktu tersebut nilai nilai luhur pancasila sudah mulai terkikis, pancasila menurut saya sudah tidak sakti lagi, pancasila kita hanya penghias tembok di kantor atau di ruang kerja, yang di hinggapi debu dan laba laba kecil yang senang bersembunyi di balik bingkai pancasila. Upacara hari kesaktian pancasila juga menjadi kontroversi oleh sejarawan Asvi Warman Adam menyatakan, tak ada dasar hukum dalam melaksanakan upacara ini. Saya yang bukan ahli hukum menjadi bertanya apakah sebuah peringatan kenegaraan atau mengenang jasa para pahlawan harus memiliki dasar hukum?. Hal itu kembali kepada personal masing masing, tetapi bagi saya pribadi upacara peringatan harus dilakukan untuk mengenang jasa para pahlawan kita, walau saya sadar banyak sejarah bangsa kita yang abu abu sehingga kita generasi muda hanya mendapat sedikit asupan nilai sejarah bangsa kita yang benar. Saya hanya berharap pancasila kita bisa SAKTI kembali dalam era modern saat ini, yang mana sudah mulai melupakan nilai nilai luhur pancasila,


  • Lima sila hanya sebagai kata yang tidak dapat di aplikasikan dalam kehidupan berbangsa saat ini, para pejabat sudah lebih sakti dari pancasila,
  • Paruh GARUDA sudah tidak mampu mengimbangi PARUH para pejabat yang makin lihai dalam bersilat lidah, hingga lima sila sudah berubah menjadi sila t lidah,
  • Kuatnya cakar garuda tidak sekuat cakar koruptor yang sudah mencakar dan mencabik cabik bangsa ini, dari yang terendah sampai tertinggi,
  • Sayap garuda tidak mampu mengimbangi kepakan para pejabat yang tidak setia, kepak garuda tinggal kenangan, dan kepak para koruptor yang tiap hari kita konsumsi secara massal
  • Garudak tidak lagi bisa terbang dengan bebas di tanah air ini, garuda sudah lelah terbang, dan saatnya para koruptor terbang kian kemari mencari mangsa tiada lelah.

Lekaslah pulih garudaku, kepakkan sayapmu sekuat mungkin, terbanglah setinggi tingginya, cakarlah para pembelot bangsa, robek dengan paruhmu, tatapan matamu akan membuat TIKUS berlari terbirit birit kedalam lubang yang penuh sesak. Suaramu yang menggema akan membangkitkan semangat patriotisme rakyatmu. Janga terlalu lama bertengger di TEMBOK yang DINGIN, itu hanya akan membuat para MALING BERDASI tersenyum, dan akan melemahkan sayapmu yang tidak pernah tergerak.

Smoga GARUDA ku SAKTI lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun