Mohon tunggu...
Omri Samosir
Omri Samosir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia biasa biasa saja dan tidak akan mengganggu hidup anda

Menulis itu lebih dari sekedar menyenangkan, karena juga mendorong keinginan membaca. Cara yang paling konvensional adalah menulis yang benar benar kita ketahui, tetapi menulis untuk sesuatu yang tidak seluruhnya kita ketahui juga bisa menjadi asyik, karena segera mengetahui dari pembaca kita, betapa bodoh dan dangkalnya kita dan ahirnya mendorong untuk lebih tahu. Saya menyenangi perjalanan jauh, olah raga, fotografi, nanam sayur dan mendorong kiat hidup sehat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Enema Kopi Memang Merugikan Kesehatan ??

18 Februari 2011   14:04 Diperbarui: 4 April 2017   17:43 21877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12980382042123071631

Berita burung dan gosip mengenai dampak sampingan enema kopi sudah mulai terlihat di Indonesia. Berita terakhir mengenai ini dimuat pada detikcom dengan judul Enema Kopi berbahaya. Saya ndak membaca secara langsung, namun lebih dari 5 copy beritanya dikirimkan oleh teman2 kepada saya dan minta tanggapannya. Lho…. Kenapa saya? Emangnya saya dukunnya enema kopi…… hehehe. Tapi biarin deh…

Untuk yang belum pernah bergaul dengan terapi enema kopi, cara ini adalah salah satu cara detoxifikasi darah [detox liver] dari racun yang masuk kedalam darah [umumnya dari bahan makanan]. Detoxifikasi liver ini akan membantu penyembuhan orang2 yang menderita darah tinggi, cholesterol, diabetes dan beberapa penyakit menahun lainnya. Ini jelas termasuk pengobatan alternatif. Cara ini dipopulerkan oleh Dr.Max Gerson dan merupakan salah satu bahagian terapi dari Gerson Therapy yang juga sering disebut Juice Therapy. Istilah enema sendiri sudah merupakan istilah lama. Sudah dilakukan ribuan tahun lalu dan teknik ini terrekam dengan baik dalam artefak kuno. Ibu2 dulu [yang sekarang sudah oma oma] selalu menggunakan cara enema dengan air [atau air sabun] untuk menolong anak2 yang mendapat kesulitan untuk BAB atau sembelit. Dalam konteks ini, enema digunakan sebagai cara pembersihan usus besar atau colon bahagian bawah. Dalam 3 tahun terakhir dengan populernya 2 buah buku mengenai enzyme dari Dr.Hiromi Shiniya, enema kopi mendapat pujian dan rekomendasi yang tinggi dari Dr Hiromi sebagai cara yang paling effektif untuk membersihkan usus. Jadi cara yang dipopulerkan Dr Gerson untuk detox liver tadi sekarang mendapat tugas baru oleh Dr Hiromi, untuk membersihkan usus. Pada Gerson Therapy, pembersihan usus tadi dianggap sebagai bonus saja, namun kalau usus menjadi naik pangkat, ya ndak apa2 juga lah.

Mengapa cara ini ternyata tidak sepopuler yang semestinya? Ini berangkat dari cara enema kopi itu sendiri. Cairan kopi dimasukkan kedalam usus bawah melalui anus, ditahan dalam 12-15 menit disana baru dibuang bersama semua isi usus tadi. Yang belum pernah melakukannya akan sedikit meringis membaca prosedurnya dan sulit membayangkannya. Kesannya mungkin sedikit jorok, sedikit ribet, sedikit “gimana gitu..”, dan karena perasaan yang sedikit gelo ditambah sedikit sangsi, ahirnya jadi banyak dan enggan untuk mencoba. Untuk yang pernah mencoba atau malah yang rutin setiap hari, mereka senyum senyum saja dan ada rasa geli dan dongkol mendengar komentar orang mengenai enema kopi. Bagi yang menggunakannya sebagai salah satu bahagian dari therapy pengobatan kanker, dimana dia perlu melakukan enema kopi 5 kali sehari selama lebih setahun, maka mereka melakukannya sudah sebagai ritual yang dinikmati dan disukuri.

Nah, untuk para penghujat enema kopi, umumnya datang dari kalangan medis. Tidak 100% para dokter, masih ada saja kaum awam yang memperolok olok cara enema kopi. Kalau kaum awam dinegara lain biasanya membuat guyonan seperti ini: Kopi nya pake gula nggak? Perlu cream? Atau coffe late bisa nggak buat enema…. Dan guyonan lain yang paling2 membuat penggunanya ikut ketawa saja…

Untuk para penghujat dari golongan medis, komentarnya lebih terlihat “scientific” dan sudah berupa larangan dan cukup menakutkan. Ambil saja komentar yang dimuat di detikcom tadi:

1.Anda bisa kecanduan. [kecanduan kopi atau kecanduan atas badan yang lebih sehat…. ?? Kopi tadi praktis tidak diserap oleh usus kedalam badan dalam waktu kurang dari 15 menit. Kecanduan dalam arti addicted yang negatif tidak pernah terjadi]

2.Menggunakan cairan yang terlalu panas bisa menyebabkan usus terbakar [Haiiya……. Makan pisang panas juga mulut bisa terbakar dok…. Prosedur enema kopi yang benar adalah menggunakan cairan kopi yang hangat kuku dengan temperatur sama dengan badan kita. Jangan nakuti aaahh..]

3.Penggunaan enema yang berlebihan bisa menyebabkan kematian [wah… gawat nih gossipnya. Kesimpulannya jangan enema setiap 10 menit sekali… hehehe  ..???]

4.Jika peralatan tidak steril, bisa infeksi dan menimbulkan kematian [wah… mati lagi….. Setuju pak, memang logikanya demikian walaupun ini sangat hiperbolik]

5.Dapat merugikan orang yang sensitive terhadap caffeine dan juga wanita hamil [sekali lagi, caffeine tidak diserap kedalam badan. Ini bukan minum kopi Mas….]

6.Dapat mengakibatkan dehidrasi [Ini benar dalam skala yang sangat ringan, karenanya dalam prosedurnya perlu minum juice buah sekaligus melakukan detox lanjutan]

7.Enema kopi kadang dapat menimbulkan jantung berdebar debar [terutama kalau sudah ditakut takutin oleh artikel seperti ini]

8.American Cancer Society menuturkan enema kopi yang terus menerus berpotensi melemahkan fungsi usus besar yang memicu terjadinya sembeli dan colitis. 
[ Hahaha… Ini baru berita sebab Dr Hiromi justru memerangi soal sembelit dan radang usus besar itu dengan cara enema kopi. Apa yang terjadi adalah bahwa American Cancer Society yang terkenal sarat dengan kolusinya bersama pabrik Farma merasa dirugikan oleh praktek enema kopi terutama dalam terapi melawan kanker]

Kesimpulan dari kalangan medis bahwa enema kopi sangat tidak disarankan. Dan kalau melihat jawaban komentar yang ada didalam kurung [] diatas, sangat terasa bahwa komentar2 tadi sangat terlalu dipaksakan. Ini hampir sama saja dengan serangan bertubi tubi terhadap Vitamin yang dilakukan oleh Pabrik Farma dalam 10 tahun terakhir ini. Mereka melakukan kampanye negatif bahwa Vitamin dapat merusak kesehatan manusia, atau paling tidak bahwa bila kebanyakan Vitamin maka akan merusak kesehatan manusia. Ini sangat absurd dan tidak bertanggung jawab. Vitamin adalah merupakan substansi yang tidak pernah merusak tubuh, bahkan sebaliknya. Kelebihan Vitamin dibadan tidak akan pernah menumpuk didalam badan dan akan dikeluarkan dari tubuh manusia secara natural.

Pertanyaannya, mengapa serangan dilakukan terhadap Vitamin? Ini dilakukan karena masyarakat sudah mulai kembali melirik Vitamin sebagai salah satu jawaban pemeliharaan kesehatan dan bukan mengonsumsi obat2 farma. Mengapa pabrik Farma tidak ikut saja memproduksi Vitamin ini bila permintaannya meningkat? Jawabannya adalah harga jual Vitamin itu murah, bahkan sangat murah dibandingkan dengan obat2 Farma lainnya. Sama halnya dengan terapi enema kopi, terapi ini sangat murah, hanya memerlukan kopi seharga kurang dari 3000 rupiah sekali pakai dan peralatan seharga kurang dari 50 ribu yang dapat dipakai berkali kali. Vitamin telah merongrong keuntungan pabrik Farma dan industri kesehatan secara keseluruhan.

Dalam konteks yang serupa, enema kopi yang murah dan effektif tadi dapat menggantikan berbagai penggunaan obat Farma didalam merawat kesehatan, bahkan dapat melakukan penyembuhan. Jelas ini telah merongrong pabrik Farma dan industri Kesehatan beserta pelaku pelakunya.

Dunia industri kesehatan perlu lebih arif dalam memberi pandangan yang lebih bertanggung jawab untuk hal2 seperti ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun