Mohon tunggu...
Omri Samosir
Omri Samosir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia biasa biasa saja dan tidak akan mengganggu hidup anda

Menulis itu lebih dari sekedar menyenangkan, karena juga mendorong keinginan membaca. Cara yang paling konvensional adalah menulis yang benar benar kita ketahui, tetapi menulis untuk sesuatu yang tidak seluruhnya kita ketahui juga bisa menjadi asyik, karena segera mengetahui dari pembaca kita, betapa bodoh dan dangkalnya kita dan ahirnya mendorong untuk lebih tahu. Saya menyenangi perjalanan jauh, olah raga, fotografi, nanam sayur dan mendorong kiat hidup sehat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hallo Pasien

6 Februari 2012   10:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:59 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13285228591393625221

Selama 9 bulan [kayak orang mau melahirkan saja..] terakhir saya telah menjadi anggota passif dengan hanya kadang2 membaca artikel yang ada dan biasanya tidak sempat berkomentar, karena kalau berkomentar sering harus konsisten menjaga umpan baliknya.

Tadinya saya kira saya masih cukup energi untuk meneruskan tulisan “Hallo Dokter” dalam seri yang setidaknya 3-4 rentetan, namun ternyata periuk nasi masih perlu diutamakan dan toh pembaca Kompasiana juga sehat2 saja seperti biasanya. Dan biasanya tulisan yang ada “dokter” nya sering terjerumus pada olokan2 yang menyakitkan bagi telinga yang bersangkutan. Ini belum tentu ada manfaatnya, namun sudah jelas ada yang merasa dirugikan. Jadi sayapun perlu mengurangi dosis tulisan yang beginian.

Ini kali saya ingin berbagi hal2 yang perlu diperhatikan oleh kita sebagai pasien. Kondisi ini merupakan kondisi umum yang terjadi pada saat ini yang perlu kita waspadai didalam merawat kesehatan diri dan keluarga. Untuk tulisan ini saya akan memberi beberapa cuplikan2 penting yang terjadi didalam dunia kesehatan:

Setiap orang seharusnya menjadi mahluk yang paling mengerti kondisi kesehatannya, mengetahui kemampuan badannya serta organ yang dimilikinya serta tahu cara merawat kesehatannya. Ini dapat dikatakan sebagai persyaratan mutlak bagi seseorang untuk boleh hidup. Pada kenyataannya sangat banyak orang yang tidak memiliki kemampuan ini dan menyerahkan tugas pribadi ini kepada orang lain, atau malah tidak melakukannya dan hanya mengandalkan tindakan penyembuhan sebagai ganti perawatan. Perawatan kesehatan tubuh bukan sesuatu yang generik yang dapat dipukul ratakan kepada semua orang. Inilah kegagalan manusia modern yang hidup sekarang ini. Manusia lebih memusatkan tujuannya pada perolehan harta, namun ternyata harta tidak dapat memberikan kesehatan secara instan. Kesehatan adalah sesuatu hasil yang hanya dapat diupayakan dari hari ke hari.

Dunia perdagangan obat2 an semakin meninggalkan masalah etika dan moralitas. Badan2 pengawasan perdagangan yang dibangun oleh dunia maupun pemerintah tidak sanggup melakukan tugasnya dengan baik. Perdagangan obat2an merupakan sebuah komoditi yang terbesar nilai perdagangannya didunia. Pabrik2 obat telah berhasil mengonsolidasikan dirinya menjadi sangat besar dan memiliki pengaruh yang sangat besar atas pemerintah dan para ahli dan praktisi sehingga dapat melakukan apa saja yang menyalahi etika dan moral hanya untuk meningkatkan penjualannya.

Dunia pertanian didorong untuk meningkatkan produktivitasnya [baca: kuantitas] dan sebagai hasilnya, dunia dihidupi oleh bahan makanan yang banyak namun dengan kualitas yang sangat rendah, mengandung bahan kimia, pestisida, GMO dan rendah nutrisi. Cara bertani yang demikian hanya akan menghasilkan manusia yang kenyang namun sakit. Produk tanaman penuh berisi pupuk kimia, pestisida dan obat2an serta sangat rendah nutrisi. Produk daging dipenuhi dengan obat antibiotik, substansi GMO karena sapi dan hewan sekarang sudah diberi makan jagung, bukan rumput, penuh dengan hormon pertumbuhan dan bahan kimia. Kondisi dunia pertanian yang hidup dalam siklus tanam panen juga menghasilkan sektor pengolahan pangan yang sangat besar dan beragam, namun dengan cara yang tidak benar dan sangat menurunkan kualitas pangan olahan. Dalam bahagian hilirnya, produksi makanan kemasan dan makanan siap saji hanya dapat menghasilkan makanan yang rendah nutrisi dan ditambah dengan bahan kimia pengawet, pewarna dan penyedap yang sama sekali berbahaya untuk kesehatan.

Dunia perdagangan sangat sadar dengan rendahnya kualitas produk mereka pada sektor obat2an dan makanan. Untuk itu produk ini perlu diberi kemasan yang menarik sehingga menyembunyikan wajah aslinya. Dunia iklan meraup pendapatan terbesar didunia dari kedua sector ini. Nilai pengeluaran produsen untuk iklan bagi obat2an dan makanan sering sekali jauh diatas ongkos produksi produknya. Ini fenomena yang mencengangkan. Tidak ada hari dimana kita tidak melihat atau mendengar promosi produk2 ini. Ini adalah proses pencucian otak secara sistematis dimana tingkat kesadaran masyarakat ditumpulkan kalau tidak dihilangkan sama sekali. Ini sama sekali bukan lain masalah “brand-awareness” namun benar2 proses cuci-otak. Didalam menunjang proses perdagangan dan iklan tadi, produsen atau pabrikan secara all-out melakukan pembelian hak, kuasa, undang2, pengaruh melalui seluruh jalur yang terkait. Termasuk didalamnya adalah pemerintah yang menjalankan undang2 dan pembuat peraturan, parlemen sebagai pembuat undang2, dokter dan paraktisi kesehatan [dalam hal obat2an] dan penyuluh pertanian dalam hal pertanian. Tentunya ini dilakukan dengan cara yang tidak terpuji [KKN]. Keseluruhan upaya ini dilakukan secara sistimatis untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan perdagangannya.

Apakah ada yang tersisa untuk dapat diharapkan merubah kondisi ini? Dalam hal perawatan kesehatan, usaha pemberian informasi kesehatan yang baik dan benar tidak pernah dilakukan oleh pemerintah [diseluruh dunia] karena telah terjadi kolusi diantara pemerintah dan produsen. Ini sangat parah sehingga pemangku jabatan disana juga ternyata tidak mengerti cara perawatan kesehatan yang benar. Dengan demikian perbaikan pendidikan masyarakat oleh pemerintah tidak dapat diharapkan.

Bagaimana dengan yang disebut “pengobatan alternative?”. Wah, itu sudah masalah hilir, yaitu pengobatan. Sebelum masuk kesana masyarakat memerlukan bantuan informsi untuk dapat merawat dirinya. Bila memang tidak dapat merawat, tentu menjadi sakit dan perlu pengobatan. Didalam sektor ini sendiri, dunia secara keseluruhan tidak membiarkan praktek ini dapat hidup dengan baik. Pengobatan yang mulai dari kearifan local hingga pengobatan scientific namun merugikan produsen obat mengalami gempuran hebat oleh pabrikan2 ini karena mereka menyalurkan obatnya hanya melalui praktek kedokteran “modern” [atau juga disebut orthodox oleh pesaingnya]. Pertarungan sepihak ini sedemikian sengitnya hingga produk Vitamin juga difitnah sebagai berbahaya hanya karena Vitamin ternyata dapat menyembuhkan sejumlah penyakit serius dan harganya murah.

Masyarakat memerlukan panutan di lingkungannya untuk dapat meniru praktek perawatan kesehatan yang baik. Bila banyak tersedia panutan di masyarakat maka kita masih dapat mengharapkan imbasnya. Seyogyanya panutan yang terbaik itu dapat diberikan oleh para praktisi kesehatan. Kenyataan berkata lain. Dalam survey2 kesehatan dinegara maju, terlihat bahwa para dokter dan praktisi kesehatan memiliki umur rata2 yang lebih rendah dari masyarakat umum. Mereka rata2 5 tahun lebih dahulu mati dari masyarakat yang “ditolong” nya. Dokter memiliki peringkat tertinggi untuk penyakit chronis dan tertinggi dalam kasus kejiwaan termasuk angka bunuh diri. Fakta ini jarang terungkap dan sangat menyedihkan. Bagaimana anda dan saya dapat meminta saran untuk menjaga kesehatan atau mengobati penyakit kepada orang yang ternyata lebih “sakit” daripada anda?? Sementara itu disisi lain, kelompok2 yang mempraktekkan “makan-sehat”, “hidup-sehat” atau olahraga sehat, atau kelompok vegetarian dan semacamnya diperolok olok dan ditakut takuti agar tidak berkembang.Mestinya ada yang benar2 salah didunia atau dinegeri ini.

Salam dari saya dan mari kita berupaya setidaknya bagi diri sendiri dan keluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun