Sebagaimana kita ketahui bahwa tarombo batak merupakan silsilah garis keturunan secara patrilineal ( dari garis keturunan ayah ) dalam suku batak. Tentunya sudah menjadi kewajiban bagi masyarakat suku batak untuk mengetahui silsilahnya agar mengetahui letak hubungan kekerabatan terkhusus dalam falsafah Dalihan Natolu. Fungsi dari tarombo batak adalah pemaparan garis keturunan seseorang dan partuturan tu hula hula, dongan tubu, dohot boru. Hal ini tentunya dengan maksud agar kita mengetahui posisi dalam pergaulan halak batak.
Sebagai contoh bila kita bermarga simatupang lalu menikah dengan boru hasibuan, maka kedudukan kita adalah sebagai anak boru atau hulu balang dari marga hasibuan sebagai hula hula atau raja. Bila bertemu dengan pomparan ni Raja Lontung marsada ima sinaga, situmorang, pandiangan, nainggolan, siimatupang, aritonang, dan siregar. Maka partuturan kita kepada marga sinaga, situmorang, pandiangan, dan nainggolan adalah marabang ( harana siangkaan ). Dan kepada marga aritonang dan siregar martutur anggi.
Bila mempunyai hula hula hasibuan maka kepada mertua kita memanggil simatua, kepada anak laki lakinya memanggil tunggane, dan kepada anak perempuannya kita memanggil pareban. Sedangkan kepada anak boru Siregar ( karena mengambil ito kita dan namboru kita ), maka kita memanggil lae kepada yang mengambil ito kita. Dan kepada yang mengambil namboru kita memanggil amangboru. Inilah manfaat yang terlihat dari kegunaan tarombo di halak batak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI