Mohon tunggu...
Ompung Godang
Ompung Godang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pemerhati Masalah Sosial dan Pendidikan

Menulis, traveling, Dunia Sosial dan Pendidikan menjadi observasi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sekelumit cerita tentang kota Yogyakarta

14 Desember 2024   02:00 Diperbarui: 13 Desember 2024   10:45 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
( Sumber dari dokumen publikasi utama info Teras Malioboro Yogyakarta Utama.com ) 

Bila kita berlibur tentunya salah satu tujuan wusatanya adalah Yogyakarta. Tentunya banyak hal yang menarik bila  berbicara tentang Yogyakarta. Dimana tentunya banyak peninggalan sejarah yang ditemukan di kota ini, termasuk peninggalan jaman kerajaan lama. Namun tidak hanya itu saja,  banyak kisah menarik di balik banyaknya peninggalan bersejarah itu. 

Kini wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi empat kabupaten (Bantul, Kulon Progo, Gunung Kidul, dan Sleman) dan satu Kodya Dati II (Yogyakarta).Namun bila ditelusuri  jauh sebelum Pemerintahan Kasultanan Yogyakarta, Pemerintahan Praja Pakualaman, dan Daerah Istimewa Yogyakarta berdiri, sebenamya di daerah itu pernah berdiri Kerajaan Mataram yang terletak di Plered dan Kerta.

Sejarah terbentuknya Kota Yogyakarta dimulai pada Perjanjian Gianti pada 13 Februari 1755. Isi perjanjian tersebut adalah Negara Mataram dibagi menjadi dua. Setengahnya menjadi hak Kerajaan Surakarta dan setengahnya lagi menjadi hak Pangeran Mangkubumi. Dimana pada perjanjian itu juga, Pengeran Mangkubumi diakui sebagai raja dengan gelar Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing Alega Abdul Rachman Sayidin Panatagama Khalifatullah.

Berdasarkan buku Sejarah Keraton Yogyakarta oleh Ki Sabdacarakatama, nama Kota Yogyakarta sebelumnya memiliki banyak istilah penyebutan. Di antaranya adalah Ngayugyakarta Hadiningrat, Ngayogyakarta, Ayodya, Yogyakarta, Jogjakarta, Jogyakarta, Yoja, Djokya, dan lainnya.Rahasia penamaan ini memang belum terungkap jelas, tapi diperkirakan untuk menghormati tempat bersejarah Alas Beringin.

Sedangkan p9ada Babad Giyanti karya Yosodipuro, Sultan HB I dan prajuritnya menuju ke selatan setelah Perjanjian Giyanti dan membubarkan barisan di Parakan. Saat sampai di Gunung Gamping, ia mengukur calon kota di Hutan Beringin. Tempat yang diukur ini dekat dengan bangunan lama yang didirikan Sinuwun Amangkurat IV dan disebut juga sebagai Gerjitawati. Ketika zaman Paku Buwono I, Gerjitawati diganti namanya sebagai Ayodya. Sehingga kita kota ini diberi nama dengan sebutan Yogyakarta.  ( Sumber cerita dari Sejarah Keraton Yogyakarta oleh Ki Sabdacarakatama) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun