Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Palembang Pilihan

Kenapa Menentang Renovasi Jembatan Ampera?

26 Februari 2024   13:11 Diperbarui: 26 Februari 2024   13:11 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya berfoto di pintu masuk lain di menara satunya lagi. Dokpri.

Saya berfoto di pintu masuk lain di menara satunya lagi. Dokpri.
Saya berfoto di pintu masuk lain di menara satunya lagi. Dokpri.

Bagian dalam lift. Sumber https://www.tiktok.com/@nichosaputranugraha
Bagian dalam lift. Sumber https://www.tiktok.com/@nichosaputranugraha

Untuk menghindari membludaknya pengunjung, saya punya beberapa usulan terkait mekanismenya nanti. Pertama, jumlah pengunjung benar-benar harus dibatasi. Misalnya dalam 1 jam hanya boleh dikunjungi oleh 10 atau 20 pengunjung.

Kedua, pembelian tiket secara online (ya sistemnya harus disiapkan berarti) dengan pengaturan jadwal yang ketat. Seperti pengaturan di aplikasi pembuatan paspor. Diatur jedanya per-30 sd 60 menit. Jika telat datang? Ya harus ambil jadwal selanjutnya itu pun kalau ada yang kosong. Di sisi ini sih harapanna ada kemudahan untuk reschedule atau cancel.

Bagian dalamnya. Keren, kan! Sumber https://www.tiktok.com/@nichosaputranugraha
Bagian dalamnya. Keren, kan! Sumber https://www.tiktok.com/@nichosaputranugraha

Sisa mesin zaman dulu. Ada juga info sejarahnya. Sumber https://www.tiktok.com/@nichosaputranugraha
Sisa mesin zaman dulu. Ada juga info sejarahnya. Sumber https://www.tiktok.com/@nichosaputranugraha

Bisa makan dengan view kayak gini sih menyenangkan sekali. Sumber https://www.tiktok.com/@nichosaputranugraha
Bisa makan dengan view kayak gini sih menyenangkan sekali. Sumber https://www.tiktok.com/@nichosaputranugraha

Jadi sebagus ini. Semoga segera dibuka untuk umum. Sumber https://www.tiktok.com/@nichosaputranugraha
Jadi sebagus ini. Semoga segera dibuka untuk umum. Sumber https://www.tiktok.com/@nichosaputranugraha

Ketiga, biayanya harus dikaji. Nggak boleh terlalu murah, tapi juga jangan kemahalan. Kalau daftar pun menggunakan NIK (seperti naik kereta atau pesawat), dan dalam sekian hari hanya boleh naik 1 kali. Atau atur sekalian aja hanya bisa naik ke Ampera seminggu atau sebulan sekali.

Intinya sih, saya senang jika pembangunan lift ini dapat digunakan wisatawan untuk melihat Palembang dari POV yang berbeda. Terutama wisatawan kayak saya yang punya kepuasan tersendiri jika bisa memandang satu kota dari titik tertinggi yang ada di sana.

Di sisi lain, uangnya bisa jadi sumber pemasukan bagi kota dan pemeliharaan Jembatan Ampera itu sendiri. Nah, renovasi dan pemasangan lift sudah dilakukan. Harapannya sih, teman-teman yang tadinya menolah dapat mendukung. Atau, setidaknya, jikapun masih keukeuh dengan pendiriannya, setidaknya nggak perlu mengeluarkan statement memojokkan bagi mereka yang nantinya akan menjajal fasilitas tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Palembang Selengkapnya
Lihat Palembang Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun