Walaupun buta, namun atas bakat dan keahliannya melakukan pengobatan akupuntur, dalam satu audisi Cheon Kyeong-Soo (Ryoo Joon-Yeol) terpilih untuk menjadi bagian tim pengobatan di istana, sekaligus menjadi tangan kanan langsung tabib istana Lee Hyung-Ik (Choi Moo-Sung).
Betapa senangnya Kyeong-Soo. Seumur-umur ia tak pernah menyangka dapat hidup dalam lingkungan istana. Apalagi, dengan gaji sebagai tabib, besar harapannya ia dapat mengobati adiknya yang mengalami kelainan jantung.
Tentu tak mudah awalnya, tabib istana lain iri dan kerap iseng kepadanya. Â Misalnya saja, saat tabib lain memerintahkannya untuk memisahkan semua bahan obat, rekan lainnya berkata, "dengan keadaanya itu, apa ia bisa melakukannya?"
Satu hal yang tidak mereka ketahui. Kyeong-Soo ternyata tidak buta sepenuhnya, melainkan ia dapat melihat jika malam hari dan tidak ada bantuan cahaya sedikit pun. Ya, persis burung hantu yang penglihatannya tajam walaupun tanpa bantuan cahaya.
Suatu hari, pangeran Sohyeon (Kim Sung-Cheol) pulang dari perjalanan panjang dari negeri Tiongkok. Kedatangannya disambut oleh raja Injo (Yu Hae-Jin) beserta segenap anggota kerajaan lain.
Hanya saja, pangeran Sohyeon rupanya menginginkan perubahan drastis dalam kepemimpinan ayahnya. Pangeran Sohyeon ini bersekutu dan lebih dekat dengan Tiongkok.
Ironisnya, tak lama dari ia mengemukakan ide itu, ia jatuh sakit. Tabib istana Hyung-Ik dan Kyeong-Soo diperintahkan untuk mengobati. Sialnya, saat membantu tabib istana dan ketika perlahan cahaya lilin di kamar pangeran habis, Kyeong-Soo baru sadar jika tabib bukannya mengobati melainkan membunuh pangeran!
Tabib jelas membunuh pangeran. Namun siapa orang di balik itu? apakah perdana menteri? atau putri Soyong Jo (Ahn Eun-Jin) yang kelihatan ingin menggantikan posisi ayahnya, sang raja yang memang sudah sakit-sakitan?