Oleh media dan sebagian besar masyarakat, kapten Kang Do-Young (Rae-won Kim) disebut sebagai pahlawan. Saat kapal selam yang ia pimpin mengalami kecelakaan, ia berhasil menyelamatkan separuh dari anak buahnya walaupun sayangnya separuh lainnya tewas.
Sebetulnya ada banyak pertanyaan yang masih menggelayut. Misalnya, kenapa saat itu ABK terpecah di dua bagian kapal, anjungan dan buritan dan di mana hanya salah satu bagian saja yang selamat. Namun, Kang Do-Young tidak dapat memberikan banyak penjelasan.
Setahun berselang, tiba-tiba saja ia menerima sebuah telepon teror. Sang penelepon mengaku sudah menempatkan 2 bom. Satu di taman bermain yang penuh anak-anak, satunya lagi di kediaman salah satu pasukan yang berhasil selamat.
Mulanya Da-Young tak terlalu memperdulikan. Naas, bom yang ditempatkan di rumah salah satu anak buahnya meledak. Dan, bom di taman bermain pun akan diledakkan dalam waktu dekat.
Rupanya, itu bom pancingan sebab sang peneror ternyata mengincar kapten Jeong Tae-Seong (Lee Jong-Suk) pakar penjinak bom yang ternyata adalah istri Do-Young.
Tak hanya itu, sang peneror terus melancarkan ancam-ancaman lain. Berbagai tempat ia pasang peledak, salah satunya di sebuah stadion besar yang penuh penonton.
Yang mengerikan, rupanya bom itu aktif dan meledak jika suara di sekitar tempat terlalu berisik. Ya, dengan satuan desibel (satuan untuk mengukur intensitas suara) maka bom itu akan memuntahkan isinya dan tentu saja ini membahayakan.