"You know, Bu Ningcing yang terhormat, kasus fraud yang ada kebanyakan dilakukan oleh orang terdekat pemilik rekening." Hal.161.
Kalimat itu saya tulis dalam cerita berjudul "Angkuh Berjamaah" yang menjadi bagian dari buku "Jungkir Balik Dunia Bankir" yang saya tulis dan berhasil diterbitkan tahun 2017 silam. Singkatnya, itu berkisah tentang seorang nasabah prioritas yang sering mendelegasikan urusan di bank kepada dua anaknya. Termasuk mempercayakan kedua anaknya untuk menggunakan kartu debit beliau.
Walau beliau nasabah cabang kami dan memang sudah dikenal banyak pegawai, tetap saja, tiap kali anaknya datang dan ingin melakukan transaksi (terlebih pemindahan atau penarikan dana), pejabat bank/pegawai pimpinan wajib menelepon Bu Ningcing (nama disamarkan) sebagai pemilik sah rekening untuk konfirmasi.
"Ibu apa benar ini ada transaksi penarikan uang 50 juta dilakukan oleh anaknya?"
Kurang lebih konfirmasinya begitu. Sayangnya, Bu Ningcing ini sulit diajak bekerjasama. Ia kerap protes dan menganggap kebijakan konfirmasi via telepon itu menghambat transaksi.
Di sisi pegawai bank, apapun respon beliau, mau itu ngedumel atau marah-marah sekalipun, prosedur tetap harus saya jalankan. Sebab, itu untuk keamanan saya jika satu hari beliau protes dan merasa tidak melakukan transaksi yang dilakukan oleh anaknya itu.
Kisah Bu Ningcing ini menjadi secuil pengantar dari kejadian yang saya alami. Terkait, lenyapnya uang sebesar 1 juta rupiah dari rekening milik bibi saya. Seperti apa kejadiannya? Simak ya, mungkin ini tulisan jadinya akan sangat panjang.
UANG UNTUK MERENOVASI RUMAH
Bibi saya, sebut saja Bu Yuli pergi meninggalkan kota Palembang di pertengahan tahun 1990-an mengikuti suaminya yang berdinas di salah satu kabupaten di provinsi Bangka Belitung. Saat meninggalkan Palembang, beliau "mewarisi" rumah kediaman orang tuanya (kakek saya, sebab beliau adik kandung ayah saya), yang karena tidak ditinggali menjadi tak terurus dan rusak di sana sini.
Awal tahun 2022, beliau dan suami sengaja kembali ke Palembang khusus untuk melakukan renovasi rumah milik keluarga itu. Jelas, untuk melakukan renovasi pasti membutuhkan banyak biaya.