Hye-Jin (Shin Min-A) seharusnya dapat jadi dokter gigi yang sukses di Seoul jika mau menuruti perintah kepala klinik tempat dia bekerja. Namun, nuraninya tidak mampu berbuat demikian. Sebab, kepala klinik memerintahkan dia untuk memanipulasi kesehatan gigi pasien agar pasien mendapatkan perawatan khusus berbiaya mahal.
"Mana mungkin saya meminta pasien untuk melakukan pengobatan A, jika hanya dengan perawatan B pasien dapat disembuhkan," ujar Hye-Jin tegas.
Saat kemudian dia dipecat, Hye-Jin masih optimis dapat segera mendapatkan klinik baru. Sayangnya, kepala klinik lama memfitnahnya sehingga tidak ada satu pun klinik yang mau menerima Hye-Jin sebagai tenaga kesehatan. Hye-Jin yang tadinya berusaha tenang mulai panik sebab biaya hidup di Seoul tinggi dan kalau terus-terusan jobless, kelamaan dia akan bangkrut.
Di tengah kekalutan, Hye-Jin memutuskan untuk berkunjung ke Desa Gongjin sebab desa pelabuhan inilah yang ia datangi bersama ayah dan almarhum ibunya sebelum kemudian sang ibu meninggal karena sakit. Dia mengunjungi desa pelabuhan itu untuk mengenang masa-masa kebersamaan sebagai satu keluarga utuh.
Sial, dia berada di Gongjin bertepatan dengan gangguan telekomunikasi yang melanda satu desa. Dia terjebak di desa ini sebab ada utang pembelian kopi sedangkan kartu pembayaran tidak dapat digunakan. Mobilnya pun mendadak mogok sehingga ia harus tinggal sedikit lebih lama di sana.
Saat sedang duduk di pantai, dia berjumpa dengan Hong Du-Sik (Kim Sun-Ho), pemuda setempat yang banyak membantunya. Diantaranya, memberikan Hye-Jin pekerjaan paruh waktu, menginformasikan tempat menginap dan memperbaiki mobilnya. Lalu, atas saran Hwa-Jeong (Lee Bong-Ryun) seorang pemilik restoran, Hye-Jin mulai terpikir untuk pindah ke Gongjin.
"Kau bisa membuka klinik kesehatan gigi di sini. Sebab, tak ada satu pun dokter gigi di Gongjin," ujar Hwa-Jeong.
Hye-Jin termasuk orang yang implusif dan cepat mengambil keputusan. Kembali ke Seoul, dia menjual apartemen dan berpamitan dengan Mi-Seon (Gong Min-Jung) sahabat yang kelak menyusul ia ke Gongjin dan bersedia menjadi asistennya di klinik.
Dan, dalam waktu yang tergolong cepat, setelah menyiapkan rumah dan tempat praktik, Hye-Jin telah resmi menjadi warga Desa Gongjin. Sayangnya, cara berkomunikasi Hye-Jin termasuk payah. Gaya hidup modern yang ia anut banyak yang tidak cocok dengan kehidupan pedesaan di Gongjin. Puncaknya, di salah satu pertemuan, Hye-Jin menjelek-jelekkan penduduk Gongjin dan hal itu tak sengaja disiarkan menggunakan pelantang. Tak ayal, pendudul Gongjin menjauhinya.