Saat dulu dihadiahkan sepeda motor oleh orang tua, salah satu pertimbangan saya dalam memilih merek dan jenis motornya ialah tingkat kebisingan suara knalpotnya.
Entah kenapa, dibandingkan cowok pada umumnya yang senang dengan knalpot bersuara besar, mendapati knalpot bersuara halus yang semakin tak terdengar suaranya, maka semakin menarik pula motor itu terlihat dari kacamata saya.
Umumnya knalpot motor keluaran pabrik tentu saja sudah menyesuaikan suaranya dengan aturan kebisingan knalpot sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.7 tahun 2009 yang menjelaskan tingkat kebisingan untuk motor kapasitas 80cc hingga 175cc itu maksimal 83 dB/Decibel (saturan keras suara).
Sedangkan motor di atas 175cc bahkan batasan maksimalnya hanya 80 dB.
Sayangnya, peraturan yang disepakati dengan kajian panjang ini dengan mudah didobrak oleh para pengendara motor yang memilih mengganti knalpot standar itu menjadi knalpot racing yang mengeluarkan suara bising. Saya mengenal beberapa teman/kerabat yang memutuskan untuk mengganti knalpot mereka.
Alasannya apa?
Macam-macam dan mostly aneh dan nggak masuk akal. Beberapa alasan itu akan saya jelaskan di poin-poin di bawah kenapa orang yang pakai knalpot berisik sebaiknya nggak dijadikan pacar. Kebanyakan memang para pria ya, walau nggak menutup kemungkinan juga ada cewek yang pake knalpot racing.
So, judul tulisan ini dapat disesuaikan dengan keadaan masing-masing pasangan ya!
HAUS PERHATIAN
"Seneng aja gitu kalau jalan diliatin orang-orang."