Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Mengintip Kreativitas Content Creator dalam Menggaungkan Gerakan #JanganMudikDulu

21 Mei 2020   03:30 Diperbarui: 21 Mei 2020   03:54 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuplikan di salah satu video youtube. Sumber screenshot akun Dagelan Jowo.

Hayo, siapa yang masih bandel dan nyari cela untuk mudik? Saya tahu berapa pilunya para perantau menghadapi lebaran tahun ini. Di sisi lain, sedih juga melihat bandara tiba-tiba penuh lagi di mana orang-orang nggak peduli aturan menjaga jarak yang sangat mungkin bawa penyakit ke keluarga di rumah.

Saya juga dibuat tercengang dengan.... sebuah fakta bahwa jangankan tentang rindu keluarga tapi perkara ingin punya baju baru saat lebaran aja banyak orang mengindahkan larangan ke luar rumah. 

Sejak beberapa waktu lalu, sudah banyak terdengar gaung tentang larangan mudik. Nganu, selain juga yang dulu sempat heboh tentang definisi “mudik” dan “pulang kampung”, ya! Di antara segelintir content creator ngehe yang money oriented sehingga menciptakan konten sampah, saya senang saat melihat masih banyak lagi content creator yang membuat karya yang mengajak para penikmatnya untuk #JanganMudikDulu.

Siapa saja sih content creator yang karyanya asyik untuk dinikmati? Aha ini dia!

#JanganMudikDulu ala Dagelan Jowo

“Ada banyak sekali status berbahasa Jawa yang berpotensi lucu, tapi karena saya nggak ngerti, jadinya gagal total.”

Kurang lebih itu bunyi cuitan saya beberapa waktu lalu. Sebagai orang Sumatra, saya blas nggak paham sama sekali dengan bahasa Jawa. Makanya, kalau ada status di FB atau twit yang banyak direspon orang dengan ikon tertawa, saya suka sirik. 

Nah, saat liat banyak teman bereaksi terhadap video youtub berjudul “Ga Usah Mudik Sing Penting Duit’e Muleh” yang dibuat oleh Ucup Klaten, saya deg-degan. Pingin lihat tapi takut zonk. Alias nggak ngerti dengan bahasanya. Tapi, senyum langsung mengembang takkala melihat ada subtitle di bagian bawah video.


Ternyata ini kisah tentang pemuda perantauan yang pingin mudik tapi dilarang sama simbok/ibunya. Rupanya, si ibu yang sudah berusia lanjut khawatir anaknya pulang membawa virus. “Kalau kangen saya kirimin foto saja,”ujar ibunya hehe. Gong video ini sih setelah sang ibu bilang, “kamu gak usah mudik. Yang penting kirim uang saja!”

Muahahaha, video berdurasi 6 menit ini menurut saya sukses sekali menggaungkan gerakan #JanganMudikDulu. Ngena banget menurut saya dengan kondisi masyarakat perantauan pada umumnya.

Satu Indonesia Berdendang #JanganMudikDulu

Tercatat ada 742 bahasa di seluruh Indonesia. “Hah, banyak banget? Provinsi aja gak sebanyak itu!” memang, tapi itulah faktanya. Nggak usah jauh-jauh, saya yang tinggal di Palembang aja dan begitu main ke kabupaten lain, langsung kelimpungan dengan bahasanya haha. Ini belum ngomongin provinsi sebelah loh, baru kabupaten yang jaraknya relatif dekat dengan kota Palembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun