Belum dapat dibuktikan secara statistik, namun, umumnya lebarannya orang Palembang itu ya suguhannya adalah pempek beserta variannya. Eh? Ya maksudnya olahan adonan pempek yang kemudian dibikin jadi berbagai macam makanan lain seperti tekwan, model, laksan, celimpungan, dsb.
"Men lebaran nih, lemaknyo majo'ke cuko tula!"
Kalau lebaran gini, enaknya ya makan pempek!
Itu yang sering saya denger kalau ada tamu atau kerabat yang datang sanjo lebaran ke rumah. Makanya, menjelang lebaran seperti sekarang, ibu biasanya sudah nyetok daging ikan dan akan mengolahnya menjadi pempek. Yeah, walaupun tahun ini kondisi ibu nggak memungkinkan mengerjakannya sendiri, namun, demi hidangan spesial lebaran untuk keluarga kesayangan dan handai tolan, ibu minta bantuan seseorang untuk membuat pempek tersebut.
Tetap Beli Kue Kering
Walaupun stok pempek memadai, ibu biasanya akan tetap berbelanja berbagai macam kue kering untuk ditempatkan ke toples di atas meja.
"Nggak enak kalau gak ada kuenya. Gak kelihatan kayak lagi lebaran," ujarnya satu kali.
Gak semuanya berisi kue kering, sih. Toples-toples lain biasanya berisi kacang goreng, kerupuk, keripik atau bahkan coklat-coklat kecil yang biasanya jadi incaran para anak-anak. Untuk kue kering, sebagaimana sejuta keluarga lainnya, ya akan ada nastar.
"Di rumah kami gak ada tuh nastar. Nggak suka."
Yawdah kalau gak suka. Berarti nggak termasuk di daftar satu juta keluarga yang menyediakan nastar versiku hahahaha. Oke oke, bercandanya udahan. Balik lagi ke nastar, ya. Tahu nggak kalau ternyata nastar itu dinamakan dari bahasa belanda yakni "Ananas" dan "Taart" yang berarti Tart Nanas?