Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Stay At Home Bisa Menekan Belanja Makanan? Belum Tentu!

2 Mei 2020   15:05 Diperbarui: 2 Mei 2020   15:23 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa bedanya anak kecil sama orang dewasa saat menjalani puasa? Seingat saya, dulu saat masih kecil, kayaknya semua makanan ingin disantap untuk berbuka. Eh, orang dewasa juga gitu kan ya? Haha, iya sih. Lantas bedanya apa dong? Bedanya, anak kecil gak bisa sesuka hati membeli sesuatu. Beda dengan orang dewasa yang sudah berpenghasilan dan bebas menentukan mau belanja apapun untuk berbuka puasa.

Nah loh, ini yang bahaya. Eh nganu, setidaknya saya merasakan hal itu haha. Apalagi di saat-saat tertentu ya, yang dirasa puasanya berat banget, pasti kepikiran, "kayaknya minum es kacang merah enak, nih!" trus kepikiran lagi, "biar makin nikmat ditambahin roti komplet isi srikayanya!" sungguh pikiran racun haha!

Padahal, di rumah, ibu saya hampir selalu menyiapkan menu camilan untuk santapan pasca tarawih. Di keluarga kami, berbuka puasa langsung dilaksanakan dengan makanan berat (walaupun saya pribadi sudah setahun nggak makan nasi), dan setelah tarawih biasanya barulah camilan dikeluarkan. Nah, hal ini jadi salah satu faktor yang bikin saya mikir jika ingin membeli sesuatu.

"Ntar makanan ibu siapa yang makan dong?" gitu pikir saya.

Sedangkan, untuk dimakan semua, saya (mulai) sadar bahwa perut ini ada kapasitasnya. Apa kabar juga dengan niat punya bodi langsing saat lebaran coba jika sering jajan? Dan, di masa susah kayak sekarang, keseringan jajan juga pemborosan!

Karantina Bikin Susah Jajan? Oh Belum Tentu!

Sering saya melihat teman-teman saya "pamer" makanan yang mereka beli untuk berbuka puasa. Sebagian lagi ditambah caption, "waduh banyak banget, siapa yang mau ngehabisin ini?" nah loh! Hahaha. Saya sih nggak bermaksud justifikasi, ya! Silakan saja, wong duit-duit mereka sendiri.

Saya juga gak berada di posisi menghakimi, "pamer makanan mulu, gak peka banget!" atau, "boros banget, bukannya lebih hemat masak?"

Beli makanan online sekarang mudah. Gambar dari kompas.com
Beli makanan online sekarang mudah. Gambar dari kompas.com

Sekali lagi, itu hidup mereka. Saya sih bodo amat ya. Paling sesekali jadi ikutan ngences lihat makanan yang mereka pamerkan. Tapi, saya baru cerewet kalau mereka "pamer" makanan yang nggak habis dimakan. Haaa, gak tahu apa di dunia ini banyak orang yang kelaparan? Jangan gitu dong, please habisin makanannya huhuhu.

Di kalangan pertemanan, saya terkenal dengan sikap kejam dengan orang yang kerap menyisakan makanan. Egois menurut saya soalnya. Udah tahu mudah kenyang, sejak awal pesanlah porsi kecil. Atau, mintalah piring kosong untuk membagi makanan sehingga makanan sisa itu masih bisa dimakan dengan layak. Bila perlu bungkus biar nanti bisa dimakan di rumah.

 Makanan yang Dibuang. Sumber gambar dari businessmirror.com.ph
 Makanan yang Dibuang. Sumber gambar dari businessmirror.com.ph

Sekarang sih banyak yang WFH ya. Keluar rumah aja susah. Tapi, masih pada bisa dong beli makanan via aplikasi online. Nah ini yang sering saya lihat di status/IG story temen-temen terutama yang merantau dan jauh dari orangtua.

Jangankan mereka, ibu saya yang gila masak itu aja tempo-tempo juga pasti malas masak dan jadinya tinggal beli lauk matang di warung padang. Jadi wajar aja jika ada yang kalap belanja makanan asal... bertanggung jawab dengan apa yang dibeli dan tidak membuang-buang makanan tersebut.

So, sekali lagi, bertanggung jawablah dengan apa yang sudah dibeli, ya! Jangan sia-siakan makanan, yes!

Penulis bagian dari Kompal
Penulis bagian dari Kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun