Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pepep Merindukan Bulu

8 Februari 2019   16:03 Diperbarui: 8 Februari 2019   16:18 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu ke bagian dada. "Selamat datang dada macho," batinnya lagi. Ia mengoleskan rata cairan itu ke dadanya yang sama sekali gak bidang. Setelah dua bagian itu, kaki adalah destinasi terakhir. "Selamat tinggal kaki meja," gumam Pepep pelan.

Pepep sekuat tenaga menahan bau badannya. Buru-buru ia memakai baju dan celana. Perjuangan menahan bau membuatnya lapar. Perlahan Pepep ke luar kamar dan menuju ke dapur.

Tiba-tiba terdengar teriakan. Dan itu berasal dari wanita paling berkuasa di rumahnya. Wanita itu adalah Emak. "Hueeks, bau apa ini? Pep, kamu belum mandi, ya? cepat mandi sono, bau banget.... bau bangke!"

*   *   *

Semalaman Pepep bertahan dalam siksaaan. Bagaimana bisa tertidur, memejamkan mata saja Pepep tak mampu, boro-boro deh beli beras. Lho?

Lepas tengah malam Pepep sudah tak tahan lagi. Ia mandi. Ia bertekat tidak akan mengoleskan cairan busuk itu lagi ke badannya. "Bedebah dengan bulu!" teriaknya dalam hati.

Pepep juga gak peduli dengan ocehan Anan kelak. "Awas aja dia ngoceh, gue tumpahin tuh Lebat Oil ke badannya, biar tahu rasa!"

Bagaimana dengan Rasti? "Tanpa bulu, gue harus bisa menaklukan Rasti. HARUS!" tekat Pepep sudah bulat, sebulat tahi kambing.

Langkah gontai Pepep di lorong sekolah terhenti oleh sebuah obrolan yang menelisik hatinya.

"Eh Ras, lu kemarin jalan sama Baqir ya?"

Lagi-lagi, Pepep mendengar obrolan Rasti dan Dewi. Tapi kali ini pure gak sengaja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun