Sepuluh Malam Terakhir di Ramadhan - Masih tentang memakmurkan masjid dan mendulang "sangu wafat" di kesempatan bulan penuh berkah, bulan suci Ramadhan 1444H, terutama di sepuluh malam terakhir di ramadhan yaitu malam Lailatul Qadar.
Yang lalu biarlah menjadi masa lalu seperti salah satunya tentang melampaui target pencapaian dunia yang menghasilkan bonus sehingga diperjuangkan secara optimal bahkan terkadang sedikit belok kanan belok kini agar supaya hasilnya memberikan "hidup yang enak".
Kini saatnya merubah pola berpikir dengan selalu berusaha untuk meraih dan melampaui target agar bisa "wafat yang enak" dambaan setiap muslim yaitu wafat dalam keadaan Husnul Khotimah.
Mumpung bulan suci belum berakhir, mumpung menjelang 10 malam terakhir bulan ramadhan yang berpotensi di salah satu malamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu malam Lailatul Qadar.
Sedangkan malam Lailatul Qadar hanya ada di satu bulan dari 12 bulan penanggalan hijriyah yaitu bulan ramadhan, maka berlomba-lombalah untuk meraihnya.
Berpuasa Ramadhan: Niat Yang Disertai Dengan Fisik Prima,
Butuh persiapan fisik selain tentunya niat yang tulus supaya diberikan kemudahan dalam menjalani, sebab kesempatan langka ini dan belum tentu juga dapat bertemu ramadhan di tahun-tahun berikutnya oleh karenanya harus betul-betul dimanfaatkan secara optimal.
Hanya orang-orang yang diberikan berkah dan hidayah saja yang mampu mendapatkan dan meraihnya.
Bagaimana tidak, berbuka puasa di waktu Maghrib setelah seharian penuh menjalani ibadah puasa dilanjutkan dengan sholat berjamaah baik Maghrib maupun sholat Isya serta sholat Taraweh hingga selesai sekitar pukul 20.00 atau bahkan bisa lebih.
Malamnya atau dini hari berikutnya sekitar pukul 02.00 dilanjutkan dengan sholat Qiyamul Lail secara berjamaah di masjid berharap mendapatkan malam Lailatul Qadar.
Puasa ramadhan setidaknya merupakan ibadah yang melibatkan ketahanan fisik maka harus mampu memanage fisik agar tetap fresh dalam menjalani setiap kegiatan yang terkait dengan bulan ramadhan.