Bisnis Mudah dan Menguntungkan, Kata Siapa?
Apa benar bisnis mudah dan menguntungkan? Kalau memang jawabannya benar bahwa bisnis itu mudah dan menguntungkan, tentu saja jumlah pelaku usaha di tanah air tidak kalah jumlahnya dengan pelaku usaha negara jiran dan mengapa mayoritas masyarakat Indonesia lebih banyak memilih menjadi pekerja daripada menjadi pelaku usaha?
Menurut Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UMKM) Teten Masduki, seperti yang dikutip dari www.liputan6.com pada 28 Juli 2021 mengatakan, ratio kewirausahaan di Indonesia berada di level 3,74 persen, kalah dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand berada diatas angka 4 persen. Sedangkan negara-negara maju memiliki ratio kewirausahaan di angka 12 persen.
Terdapat Beberapa Faktor Penyebab Minimnya Pelaku Usaha di Indonesia,
Pertama, banyak diantara generasi muda yang mendambakan untuk memiliki usaha sendiri namun ketika dihadapkan pada permasalahan bahwa menjadi seorang pelaku bisnis tidak mudah dan butuh effort yang besar seperti bagaimana cara membuat produk, membangun market, minimnya permodalan dan lain-lain sehingga tidak mengherankan banyak yang kemudian untuk lebih memilih menjadi pekerja, karena sudah ada kepastian pendapatan bulanan.
Kedua, banyak orangtua yang mengarahkan anaknya untuk bercita-cita menjadi profesional yang dianggapnya menjanjikan ketimbang menjadi pelaku usaha.
Rasulullah Seorang Entrepreneur
Bahwa Rasulullah memberikan contoh sebagai seorang pelaku usaha, diawali dengan bekerja menjadi seorang penggembala kambing di perkampungan Bani Saad maupun di kota Mekah.
Di masa muda Rasulullah saat masih berusia 24 tahun, telah memulai bekerja dengan melakukan pekerjaannya sebagai pelaku usaha dengan cara mengelola dan menjalankan usaha milik Khadijah binti Khuwailid hingga ke negeri Syam dengan imbalan sistem bagi hasil dari keuntungan. Profesi tersebut Beliau jalani secara jujur dan amanah hingga mendatangkan keuntungan.
Di Dalam Kesulitan Terdapat Kemudahan
Kita masih melihat para pelaku bisnis yang telah sukses tidak dari saat awal mereka merintis usaha, tentang bagaimana saat mereka jatuh pada titik nadir, lantas berusaha bangun untuk bangkit mengejar mimpi dengan cara berjuang membangun kembali kerajaan bisnisnya, meskipun tidak ada jaminan kepastian jalan yang mulus setelah mereka jatuh kemudian berdiri dan berlari.
Apabila bisnis disebut penuh misteri, ada benarnya, hanya mental pejuang yang mampu melewatinya. Mereka tak lelah untuk tetap berjuang dengan tidak melupakan doa dan tetap bersyukur dalam kondisi apapun, sebab mereka yakin bahwa apa yang mereka perjuangkan pasti akan membuahkan hasil, ini hanya masalah waktu untuk mencapai sebuah kesuksesan karena di dalam kesulitan terdapat kemudahan, kemudahan meraih kesuksesan dan kebahagiaan
Mental seperti yang diterangkan diatas jarang dimiliki insan calon pengusaha muda, wajar saja sebab diperlukan energi besar untuk menemani prosesnya.
Bayangkan, perjuangannya panjang belum tahu garis finishnya kapan dan dimana sementara keluarga membutuhkan segala asupan keduniawian.
Berbisnis itu sederhana meski sulit dijalankan, hanya perlu pertebal keimanan supaya tetap di jalur yang halal dan jauhi yang haram supaya berkah, daya juang yang tak kenal menyerah dan support keluarga untuk mewujudkannya.