Mohon tunggu...
om_nanks
om_nanks Mohon Tunggu... Lainnya - nikmati yang tersaji jangan pelit berbagi

☆mantan banker yang jualan kavling☆ ☆merangkum realita bisnis dalam sebuah tulisan☆ ☆penyelesaian kredit bermasalah advisor☆

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Back to Village: Tinggal di Desa Rejeki Kota Bisnis Mendunia

17 Desember 2022   00:20 Diperbarui: 17 Desember 2022   00:23 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi/pasar sayur jl raya kedungrejo-banjarejo pakis malang (dok. pribadi)

Merubah style kota menjadi style desa bukan tidak bisa tetapi sedikit mengalami kesulitan bagi yang lahir dan besar di kota (deurbanisasi) namun bagi kaum ruralisasi yaitu orang-orang yang sebelumnya tinggal di desa kemudian urbanisasi ke kota untuk menetap dan kemudian kembali lagi ke desa untuk menetap harusnya lebih mudah karena mereka dulu lahir dan besar di desa.

Dengan adanya digitalisasi di era digital menuju 5.0, nyaris semua pekerjaan bisa ditatakerjakan secara online maka konsep work from anywhere menjadi semakin mudah diterapkan, "tinggal di desa rejeki kota bisnis mendunia", demikian keynote speech dari Gubernur Jabar Ridwan Kamil (Kang Emil) yang beliau sampaikan di acara MarkPlus Government Roundtable Series Covid-19: New, Next, Post dari Gedung Pakuan, Kota Bandung 25/06/2020).

Menetap dan bekerja di desa, menggali potensi desa dengan menjual karakteristik yang ada sehingga menjadi pembeda dengan desa lainnya. Dari melimpahnya hasil bumi berupa tanaman buah dan sayur, selain menjadikannya sebagai obyek wisata tanam dan petik buah & sayur, manfaatkan buah dan sayur dengan diolah menjadi sebuah produk sehingga mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi. Manfaatkan jaringan yang pernah dimiliki di kota untuk pendistribusian hasil bumi dengan menatakelola kembali proses distribusi dari petani hingga kepada end user agar harga lebih menguntungkan petani. Tentunya ini semua melibatkan banyak pihak terutama stakeholder desa.

Bekerja dari Desa

Memang tidak semua pekerjaan dapat dilakukan secara online sehingga konsep work from anywhere tidak serta merta dapat diterapkan.

Alternatifnya menggali potensi dan karakteristik yang ada di desa. Masing-masing desa tentunya memiliki potensi dan karakteristik yang berbeda-beda meskipun barangkali terdapat kesamaan keindahan alamnya. Kearifan lokal baik dari sisi sosial budaya, kuliner, hasil bumi dan lain-lain yang di daerah lain belum tentu ada, yang belum secara optimal ditumbuhkembangkan. Bersama-sama dengan aparat dan stakeholder desa lainnya menjadikan potensi dan karakteritik yang ada akan semakin membuka peluang untuk ditatakerjakan bersama-sama demi kemakmuran masyarakat desa. 

Tentunya harus ada yang "rela" untuk menjadi yang didepan dalam sebuah project demi kemajuan desa. Sehingga dari sana akan muncul pekerjaan-pekerjaan yang bisa dimulai dari desa, yang pada akhirnya nanti masyarakat desa tidak perlu lagi merantau ke kota menjadi masyarakat urban, mengurangi kemiskinan perkotaan dan memeratakan lapangan pekerjaan di desa.

ilustrasi/hamparan padi & rumah warga/karangploso malang (dok. pribadi)
ilustrasi/hamparan padi & rumah warga/karangploso malang (dok. pribadi)

Potensi & Karakteristik Desa

Kondisi alam/lingkungan berupa hutan, kebun, hamparan lahan pertanian, aliran sungai, gua, pantai beserta lautnya serta gunung merupakan potensi dan karakteristik tersendiri yang membedakan dengan daerah lain. Meskipun satu daerah dengan daerah lain sama-sama memiliki potensi yang sama misalnya sama-sama memiliki lahan gunung pasti akan ada hal pembeda dari karakteristiknya. Potensi dan karakteristik sebagai modal awal yang dimiliki untuk mengembangkan desanya secara lebih optimal.

Masih banyak hal yang dapat dikembangkan dan dibangun dalam rangka menciptakan lapangan pekerjaan agar masyarakat tidak perlu lagi berbondong-bondong menjadi kaum urban kota, sementara lapangan pekerjaan baru telah tersedia di desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun