bahkan,
langit kau pulas dengan gigih
airmata entah perih
hikmatmu satu
bekali anak cukup ilmu
kadang asap seringpun abu
tak patah langkah meski lelah
Tetap,
mengusahakan ada
masih,
mengadakan meski renta
hikmatmu satu
gapailah cita, anakku!
duh..duh dewa batara ing jawata gung
mugi paringa aksami
kang dasih kang kawelas ayun
demi pulsar pada putaran waktu
aku bangga memanggilmu: Ibu
namun
sulit menulis puisi untukmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!