Pendahuluan
Sambil menikmati lagu-lagu terbaru yang dibawakan anak-anak SMP Labschool Jakarta di acara pentas seni SMP Labschool Jakarta, Omjay membaca kisah Omjay di blog pribadi. Isinya membangun kekuatan menulis guru Indonesia.
Isi Tulisan ini sederhana saja. Sebuah kisah ketika Omjay baru pulang berbagi ilmu menulis di Talang Babung Sumatera Barat.
Alhamdulillah sudah sampai rumah di Jatibening Bekasi. Rumah sangat sepi sekali. Saat itu Omjay baru saja tiba dari Sumatera barat. Anak dan istri sedang berlibur di pangandaran yang asri. Omjay pulang ke rumah, karena takut ada banjir. Rumah kami langganan banjir kalau musim hujan.
https://wijayalabs.com/2019/12/30/membangun-kekuatan-menulis-guru/
Sungguh Omjay salut dengan semangat guru Indonesia dalam menulis. Namun semangat saja tidak cukup. Perlu kekuatan kolaborasi dan kebersamaan dalam menulis secara kolaborasi. Salah satunya kemampuan untuk membaca karya tulis orang lain. Sebab menulis dan membaca adalah sebuah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Membangun kekuatan menulis guru harus dibangun dari diri sendiri sebagai seorang pendidik. Guru harus menjadi contoh bagi murid-muridnya dan menjadi teladan dengan teman sejawat.
Pendidik bukan pemburu. Dia adalah orang yang memberikan ilmu dan bukan orang yang mengejar selembar sertifikat untuk bisa naik pangkat. Oleh karena itu kompetensi profesional guru harus terus diasah dengan berbagai pelatihan yang bermutu.
Seorang pendidik akan berusaha terus belajar sepanjang hayat. Kenaikan pangkat adalah bonus dari apa yang sudah dikerjakannya. Niatkan untuk belajar karena Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu pengetahuan dalam kitab suci Al-Quran.