Tuhan, iznkan akau berterima kasih. Sebab bisa berkunjung ke sebuah tempat yang tak pernah aku kunjungi. Di sana aku bertemu dengan adik-adik taman kanak-kanak yang sedang bergembira.
Aku bersyukur bisa bertemu dengan seorang pemuda bernama Aji. Seorang anak muda yang menggerakkan pendidikan di desa kelahirannya. Seorang pemuda tangguh berhati cahaya.
Tuhan, Izinkan Aku Berterima Kasih
Di sebuah desa kecil yang dikelilingi hamparan sawah hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Aji. Sejak kecil, Aji dibesarkan dalam keluarga yang sederhana.Â
Ayahnya seorang petani yang bekerja keras di ladang, sementara ibunya mengurus rumah dan menjual makanan kecil di pasar. Meskipun hidup dalam keterbatasan, Aji selalu merasa bahagia dan penuh rasa syukur atas apa yang dimilikinya.
Suatu hari, saat Aji sedang berjalan pulang dari sekolah, ia melihat seorang nenek tua duduk di pinggir jalan. Wajahnya terlihat lelah, dan tangan keriputnya memegang sebuah tas kecil. Aji mendekat dan bertanya, "Nenek, apakah ada yang bisa saya bantu?"
Nenek itu menatap Aji dengan mata yang penuh harapan. "Aku sudah berjalan jauh, Nak. Aku hanya ingin pulang ke rumahku, tetapi aku tidak memiliki uang untuk naik angkutan."
Tanpa berpikir panjang, Aji mengeluarkan uang saku yang ia simpan untuk membeli buku. "Nenek, ini untuk nenek. Semoga nenek bisa pulang dengan selamat."
Nenek itu terharu. "Terima kasih, Nak. Tuhan akan membalas kebaikanmu."
Aji hanya tersenyum dan melanjutkan perjalanannya. Namun, pertemuan dengan nenek itu meninggalkan kesan mendalam dalam hatinya. Ia merasa bahagia bisa membantu seseorang, meski dengan cara yang sederhana.