Kenapa hal ini sampai terjadi? Barangkali apa yang dikatakan Fuad bin Abdul Aziz itu ada benarnya. Banyak guru di negeri kita sekarang sudah mulai hilang mahkotanya. Mereka tidak lagi memiliki salah satu sifat mulianya yang bernama kejujuran.Â
Banyak para pendidik dewasa ini telah mengabaikan urgenitas sebuah prinsip, ilmu, amal dan keikhlasan. Sehingga begitu banyak ilmu yang seharusnya berguna dan bermanfaat, namun tidak berbekas pada muridnya.
Bukti ketidak jujuran para guru itu, sepertinya sudah diakui semua pihak termasuk pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan beberapa kali sudah ujian diadakan, hasil yang diperoleh anak didiknya kurang mendapat kepercayaan bahwa itu murni kemampuan mereka. Sehingga setiap kali ujian berlangsung pengawasan pun tidak dipercayakan lagi sepenuhnya kepada guru. Â
Guna mengembalikan mahkota guru yang telah hilang itu, agaknya momentum ANBK setiap tahun bisa digunakan dengan baik. Guru tidak perlu lagi memberi kunci jawaban kepada siswa. Biarkan siswa menemukan sendiri jawabannya.
Karena tugas guru untuk mengajar jangan diselewengkan pada prioritas lain hanya sekedar mencari nama. Biarlah anak-anak menjawab sendiri semua soal dengan kemampuannya sendiri. Jika toh nanti mereka gagal, beri kesempatan mengulang setahun lagi, agar upaya belajar mau ditingkatkan.Â
Mahkota seorang guru adalah simbol penghormatan dan pengakuan terhadap peran penting yang dimainkan oleh guru dalam mendidik dan membimbing generasi muda. Dalam konteks ini, "mahkota"Â mencerminkan:
- Pertama, Penghargaan atas Dedikasi: Guru menginvestasikan waktu dan tenaga untuk memastikan siswa memahami pelajaran dan meraih potensi terbaik mereka.
- Kedua, Inspirasi dan Teladan: Seorang guru tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menjadi contoh dalam perilaku dan sikap kepada siswa.
- Ketiga, Perubahan Sosial: Guru berperan dalam membentuk karakter dan nilai-nilai siswa, yang dapat berdampak pada masyarakat secara keseluruhan.
- Keempat, Pendidikan Berkelanjutan: Guru juga terus belajar dan berkembang agar dapat memberikan pendidikan yang berkualitas.
Dengan demikian, "mahkota seorang guru" mengingatkan kita akan pentingnya menghargai dan mendukung para pendidik dalam menjalankan tugas mulia mereka. Mari kita raih mahkota seorang guru. Kejujuran kunci kesuksesan dan keberhasilan.
Demikianlah kisah Omjay kali ini tentang mahkota seorang guru. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca kompasiana. Ayo kita menjadi orang jujur supaya negara ini tidak menjadi hancur.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay/Kakek Jay