Mohon tunggu...
Omi Ikhromi
Omi Ikhromi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Serang pelajar di dunia medis "The people have a need to know. Jurnalist have a right to tell"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Meninggalkan Kebiasaan Lama dan Memulai Sesuatu yang Baru

7 Juli 2015   15:12 Diperbarui: 7 Juli 2015   15:33 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Mengganti kebiasaan lama dengan sesuatu yang baru memang susah. Karena kebiasaan bekerja di bawah sadar dan secara otomatis tanpa dipikir terlebih dahulu sehingga susah dikontrol. Awalnya, ketika memulai suatu aktivitas yang baru, kita mengerjakan aktivitas itu dengan penuh kesadaran. Namun, ketika aktivitas itu dilakukan berulang-ulang baik karena kita rencanakan maupun tidak, otak akan memindahkan kegiatan ini ke bagian struktur yang lebih primitive sehingga pola ini akan bekerja secara otomatis, di bawah sadar dan menjadi kebiasaan.

Perkembangan zaman dan kemajuan sains ternyata membuka pemahaman manusia lebih jauh mengenai kebiasaan. Karena sains kita tahu kenapa kebiasaan susah untuk dihilangkan. Tetapi sains juga yang mebongkar mengenai kerangka kebiasaan sehingga membuka jalan untuk kita memodifikasi kebiasaan.

Kebiasaan terdiri dari 3 kerangka yang menyusun lingkar kebiasaan. Pertama kebiasaan dimulai dengan adanya tanda, yang menjadi stimulus otak untuk memulai kebiasaan. Tanda ini bentuknya bisa apa saja, bisa waktu, tempat, adanya orang lain, kejadian yang berlangsung dan juga emosi atau perasaan. Contohnya kebiasaan mahasiswa pergi ke kantin dapat dimulai karena ada tanda dari waktu di jamnya yang menunjukkan pukul 3 sore atau karena perasaan bosan dan lelah setelah kuliah atau karena ada teman yang mengajak. Kerangka kedua dari suatu kebiasaan adalah rutinitas atau aktivitas yang dikerjakan, misal pergi ke kantin. Lalu kerangka terakhir kebiasaan adalah ganjaran yang merupakan sesuatu yang memuaskan setelah melakukan kebiasaan itu. Dalam kasus mahasiswa pergi ke kantin, ganjaran tidak harus berupa rasa kenyang tetapi bisa jadi hanya sekedar untuk bersosialisasi dengan teman atau melepas penat dari suasana ruang kuliah.

Dari ketiga kerangka kebiasaan, tanda dan ganjaran memang sangat kuat tertanam dalam sistem otomatis otak kita. Hal inilah yang membuat kita susah untuk meninggalkan kebiasaan lama. Karena sekali muncul tanda atau terbesit ganjaran dari kebiasaan lama maka kita secara otomatis akan melakukan kebiasaan itu . Oleh karena itu, untuk menanamkan kebiasaan baru, kita tetap menggunakan tanda dan ganjaran yang sama dari kebiasaan lama tetapi yang kita ganti hanyalah rutinitas atau aktivitas dalam kebiasaan itu.

Untuk memodifikasi kebiasaan lama kita harus bongkar satu per satu kerangka kebiasaan lama yang ingin kita ubah. Pertama, kenali apa rutinitas dari kebiasaan yang kamu ubah. Misal, rutinitas seorang mahasiswa yang pergi ke kantin setelah kuliah. Setelah itu kenali ganjaran yang kamu dapat dari kebiasaan itu. Ingat bahwa bentuk ganjaran bisa bermacam-macam, sehingga perlu coba-coba apakah ganjaran ini yang benar-benar kita inginkan. Lalu baru temukan tanda yang memulai kebiasaan itu yang tentunya juga bentuknya bermacam-macam. Setelah kita menemukan ketiga kerangka kebiasaan kita, baru buatlah rencana untuk mengganti aktivitas tersebut yang pada akhirnya juga menghasilkan ganjaran yang sama dan dimulai dengan tanda yang sama (omi).

Sumber:

Charless duhigg, 2015. The power of habbit

LPPM Lingua Writing Contest – day 1

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun