Sebulan aksi untuk lingkungan lebih baik, yang dilaksankan oleh prodi pastoral konseling fakultas teologi institut Agama Kristen Negeri Tarutung, yang dilaksanakan pada jumat, 19 Mei 2023 di Aula mini IAKN Tarutung. Kegiatan ini laksanakan untuk mengajak mahasiswa pastoral konseling untuk ikut serta dalam menjaga lingkungan dan mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh organisasi-organisasi yang memperjuangkan hak masyarakat batak, yang dimana pihak TPL merugikan bagi masyarakat dan mengancam krisis ekonomi.Â
Kegiatan ini di awali oleh ketua panitia Samuel Perdana Lumban Gaol, kemudian di ikuti kata sambutan dari dosen pastoral konseling yaitu Bapak Remon Sianturi, M.Si, Teol. Beliau mengatakan bahwa dari kegiatan ini dapat memberikan contoh kepada mahasiswa pastoral konseling tentang menjaga lingkungan sekitar, mengurangi kerugian dalam masyarakat dan semakin rendahnya krisis ekonomi.Â
Dalam kegiatan ini juga tokoh masyarakat juga di undang sebagai pembijara yaitu bapak Jhontoni Tarihotan sebagai ketua aman tano batak, dan Bapak jonris simanjuntak sebagai ketua masyarakat adat Nagasaribu-Onan Harbangan. Kemudia kegiatan ini juga mengundang dosen sebagai pembicara dalam kegiatan ini yaitu ibu Melinda Siahaan, Ph.D.Â
Kegian ini membahas tentang lingkungan Toba Pulp Lestari (TPL) yang merampas hak-hak masyarakat seperti hutan yang habis ditebangi oleh perusahaan TPL dan kayu kaliptus yang habis dan merusak ekologi yaitu TPL juga. Didalam perampasan hak-hak masyarakat yang menjadi korban adalah salah satu petani dan masyarakat dan lingkungan hidup manusia, dimana petani atau masyarakat (pemilik) tidak diakui dalam ranah public sehingga sistem hukum masih kurang ramah terhadap masyarakat yang lemah. Semua ini terjadi atas ijin pemerintah dan pihak-pihak yang punya tujuan tersendiri, sehingga kemiskinan terjadi akibat industry TPL.Â
Dari kegiatan ini juga membedah filim dengan judul singkap mabarbar (malapetaka). Dalam filim ini juga menceritakan terjadinya perampasan tanah yang di dalam nya terdapat penghasilan, kehidupan, air, dan kepercayaan yang di anut oleh masyarakat sekitar sehingga bentrok akibat adanya PT TPL.Â
Dari kegiatan ini kita di ajarkan tidak bisa merampas hak orang lain, dan berbahagia atas penderitaan orang lain.