Dalam dunia pendidikan sekolah merupakan sarana dan media untuk mencetak para generasi-generasi muda terbaik harapan bangsa. Dalam mencapai misi tersebut pendidikan sekolah harus mampu membangun karakter anak didik untuk dapat memiliki kecerdasan-kecerdasan seperti kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan juga kecerdasan spiritual (SQ).
Diharapkan generasi muda dengan bekal ketiga kecerdasan tersebut diatas, bangsa ini dapat menjadi bangsa yang besar dan sejahtera di masa mendatang. Harapan akan tak ada lagi angka kebodohan yang tinggi, tingkat kemiskinan yang menurun, kondisi ekonomi bangsa terus maju, dan bangsa ini menjadi bangsa yang terkenal dengan kecerdasan dan kesejahteraannya, bukan lagi terkenal dengan negara korup dapat terwujud oleh generasi sekarang yang tengah berjuang dibangku-bangku sekolah.
Ketiga kecerdasan diatas sangat penting karena merupakan sebuah investasi masa depan para pelajar. Namun selain ketiga kecerdasan tersebut, terdapat pendidikan yang juga sangat penting sebagai investasi masa depan para pelajar. Yaitu, pendidikan kesehatan.
Pendidikan kesehatan sebenarnya telah menjadi bagian yang harus diberikan kepada peserta didik. Pada kurikulum yang dibuat, pendidikan kesehatan menjadi bagian dari mata pelajaran penjaskes, atau kependekan dari pendidikan jasmani dan kesehatan. Akan tetapi pada prakteknya mata pelajaran ini hanya terfokus pada bagian jasmani atau olah raganya saja, sementara bagian kesehatan yang lainnya sering terabaikan oleh pihak guru.
Pihak sekolah maupun guru dalam proses pengajaran mata pelajaran penjaskes mayoritas hanya terfokus pada pendidikan olah raga, baik teori maupun prakteknya. Memang olah raga adalah bagian dari kesehatan, dan olah raga dapat membentuk fisik menjadi sehat dan kuat. Tapi harus disadari bahwa olah raga hanya salah satu dari sekian banyak hal yang penting dalam bidang kesehatan, olah raga juga hanya sebuah cara untuk menjaga kesehatan fisik. Oleh karena itu seyogyanya kita memahami bahwa pembelajaran kesehatan tidak terbatas pada olah raga saja, pembelajaran kesehatan harus dapat diajarkan sampai pada prilaku sehat untuk dipraktekan dalam keseharian para pelajar.
Mungkin saja banyaknya pelajar sekolah sekarang yang menunjukan pola hidup tidak sehat seperti, merokok, minum minuman keras, mengkonsumsi narkoba disebabkan kurangnya pemahaman mereka terhadap kesehatan. Mereka tak memahami seutuhnya tentang dampak kecil dan terburuk dari apa yang mereka lakukan sekarang bagi masa depan mereka kelak. Bukankah sangat jelas, perlakuan mereka pada kesehatan dirinya sekarang akan sangat menentukan kondisi kesahatan mereka di masa yang akan datang. Apalah arti kecerdasan dan kepintaran jika kondisi kesehatan tidak stabil atau buruk. Banyak kasus seseorang yang memiliki kecerdasan gagal memanfaatkannya atau kurang optimal dalam memanfaatkannya dikarenakan kondisi fisiknya yang lemah, atau sering jatuh sakit. Padahal merekalah yang akan menjadi generasi penerus bangsa ini di masa mendatang.
Dengan mempelajari pendidikan kesehatan diharapkan para pelajar mampu memahami arti pentingnya kesehatan secara menyeluruh, sehingga memiliki bekal dalam menjaga kesehatan dirinya maupun lingkungannya. Mungkin benar ungkapan bahwa pentingnya sebuah kesehatan baru terasa ketika kita sakit. Tetapi apakah harus setiap manusia merasakan sakit terlebih dahulu agar memahami arti pentingnya sebuah kesehatan? apakah tidak lebih bijak kita sedia payung sebelum hujan, untuk memahami sedini mungkin arti kesehatan sebelum kesehatan itu menjauh dari kita?
Oleh karena itu pihak sekolah maupun guru harus segera membenahi dan mengkaji bagaimana pendidikan kesehatan menjadi bagian yang tak kalah penting dengan pendidikan lainnya untuk di ajarkan kepada para pelajar yang merupakan generasi penerus bangsa. Beragam cara dapat kita lakukan. Seperti lewat mata pelajaran penjaskes yang tidak hanya mengajarkan olah raga namun juga mulai mengajarkan tentang pemahaman kesehatan dan bagaimana menjaga kesehatan diri secara teori dan prakteknya. Karena sesungguhnya seseorang yang pintar atau cerdas juga harus didukung oleh kondisi fisik yang sehat dan kuat.
Pihak sekolah sendiri harus menjadi contoh bagi para pelajar dalam pendidikan kesehatan ini. Dengan memberikan tauladan tentunya pelajar menjadi semakin memahami dan memiliki gambaran bagaiman kesehatan di praktekan. Misal, pihak sekolah menciptakan lingkungan yang bersih dan membuat taman-taman asri. Juga menjaga kondisi WC tetap bersih. Bahkan pihak guru juga memberi contoh misal dengan berpakaian rapi dan bersih serta tidak membiasakan merokok didepan peserta didik atau lingkungan sekolah.
Seperti telah disinggung diatas bahwa kesehatan adalah investasi masa depan. Hal ini jelas dan bisa dibuktikan. Dengan kesadaran pentingnya akan kesehatan ini diharapkan terbentuknya karakter-karakter pemuda yang tangguh secara otaknya maupun secara fisiknya. Akhirnya dengan keseriusan sekolah dan guru pada pendidikan kesehatan, diharapkan terbentuk peserta didik yang bukan hanya memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual saja, tetapi juga memiliki raga yang sehat dan kuat. Dengan hal tersebut tentunya bangsa kita akan memiliki generasi penerus yang cerdas dan kuat. Dan harapan besar terhadap bangsa ini tak lagi hanya sekedar mimpi di siang bolong.
Purwakarta, 18 Juni 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H