Mohon tunggu...
Dario Gautama
Dario Gautama Mohon Tunggu... -

Indonesian Design Student in Australia. Love about car, photography, technology, and music.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apa Kepanjangan DPR?

11 November 2010   09:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:42 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Murid SD tentu sudah tahu jawabannya, bayangkan dengan nada polos menyebut "Dewan Perwakilan Rakyat".

Tapi seiring dengan pemberitaan akhir-akhir ini, DPR terkesan seperti "Dewan Pengkhianat Rakyat". Sudah banyak keputusan yang mereka ambil tak mencerminkan keinginan rakyat. Merapi meletus malah pergi ke Luar Negeri dengan alasan lama "studi banding". Studi banding mungkin masih efektif 15 tahun lalu dimana teknologi internet belum umum, tapi sekarang? Saya yakin setiap anggota DPR punya internet, juga jangan lupa bahwa masing-masing dari mereka mempunyai komputer yang sebenarnya melebihi kebutuhan mereka (Komputer dengan kemampuan grafik tinggi di gedung DPR? Mau main game memangnya?)

Pengkhianatan lain yang dilakukan oleh DPR adalah tingkah laku mereka sendiri yang disorot sebelum kasus studi banding, yaitu tidur di ruang sidang. Tentu saja itu mengkhianati harapan rakyat yang telah mengangkat mereka ke parlemen.

Mungkin kebanyakan mereka bukan manusia lagi, seakan-akan tak ada hati nurani. Lebih cocok dikatakan seperti lintah yang akan terus menghisap darah sampai kenyang. Dalam beberapa kasus suap anggota DPR, saya sampai merasa mungkin anggota DPR-nya sendiri yang minta suap.

Banyak media massa sudah menyebarkan jumlah dana yang dikeluarkan DPR yang berfungsi hanya untuk kenyamanan anggota DPR itu sendiri. "studi banding", gedung baru, komputer baru, dsb. Hasil kerjanya??? Tidur pulas di ruang sidang, sementara itu banyak saudara-saudara kita untuk tidur nyenyak saja gak bisa.

Sangking DPR ini sekarang seperti diktator, beberapa masyarakat membeli lambang "Garuda Pancasila" yang biasa dipasang di atas plat nomor mobil anggota DPR supaya terhindar dari tangkapan polantas. (Walaupun beberapa polantas sekarang gak bisa dibohongin)

Saya sendiri sudah bleneg mendengar bobroknya parlemen Indonesia dari negeri seberang. Saya masih yakin ada beberapa anggota DPR yang masih menjadi wakil rakyat, tapi untuk yang mengkhianati rakyat: ingat pelajaran IPS yang diajarkan di SD dan juga Tuhan yang melihat semua tindakan kalian semua.

Oh ya....juga jangan pernah membodohi rakyat. Di jaman seperti sekarang informasi menyebar dengan cepat. Kotoran ditutupin dengan apa pun akan tetap bau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun