Mohon tunggu...
Deki Setiawan
Deki Setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Paruh waktu

Menunggu hujan reda

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Ngapain Kuliah, Bisnis Aja Kuliah Ga Guna"

21 Juli 2016   15:31 Diperbarui: 23 Agustus 2016   23:35 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Allaaahhhh...ngapain kuliah, bisnis aja. Kuliah belum tentu bikin kita sukses". Pernah mendengar kalimat itu? Teman, saudara atau pacar kalian yang bilang? Apa mungkin kalian sendiri yang pernah mengucapkan kata tersebut? Ada, mungkin banyak orang yang punya pola pikir demikian dan mungkin anda sendiri. Entah apa yang melatar belakangi pikiran tersebut. Mungkin mereka-mereka yang telah lulus dalam perkuliahan namun tak mampu merubah perekonomian mereka menjadi lebih baik. Sulitnya mencari pekerjaan atau tak mudahnya mencari pekerjaan yang sesuai dengan keinginan hati.

Mungkin juga mereka-mereka yang gagal dalam bangku perkuliahan atau mereka yang belum pernah sama sekali merasakan bangku perkuliahan. Membela diri karna mereka bukan anak kuliahan? Atau mereka benar-benar merasakan kesuksesan dalam berbisnis tanpa harus kuliah terlebih dahulu. Atau mungkin juga mereka-mereka yang telah lulus dalam perkuliahan namun kesuksesan yang mereka peroleh bukan dari ijazah yang mereka miliki, sehingga dalam hati berbisik "ngapain kuliah, tau gini bisnis aja dari dulu".

Banyak kemungkinan hal-hal yang melatar belakangi pikiran tersebut. Dan bicara soal bisnis, bisnis apa yang dapat kita lakukan jika kita hanya lulusan setinggi-tingginya SMA? kuliner? clothing? jahit? laundry? masih banyak bisnis yang dapat kita lakukan dan tidak main-main keuntungan yang didapat bisa sangat besar, puluhan bahkan ratusan juga perbulan. Bisnis atau kerja mandiri memang dapat membantu perekonomian negara. Dimedia banyak yang menghadirkan sosok seorang yang sukses dalam perbisnis, dari yang hanya bermodalkan uang puluhan ribu sampai yang hanya bermodalkan pulsa internet.

Semua itu untuk memberi inspirasi kepada seluruh masyarakat agar dapat bekerja secara mandiri, dilihat memang banyak sekali saudara-saudara kita yang tidak mampu. Jangankan kuliah, untuk makan sehari-hari saja sulit apa lagi untuk menyekolahkan anak. Berbisnis menjadi cara alternatif untuk mampu merubah kondisi hidup seseorang menjadi lebih baik.

Sudah sangat banyak orang yang sukses dalam berbisnis, bukan hanya mampu merubah perekonomian mereka sendiri mereka juga mampu merubah perekonomian orang lain. Kisah sukses ini juga mungkin melatar belakangi seseorang untuk lebih memilih berbisnis ketimbang masuk keperguruan tinggi.

Sadar atau tidak ternyata akan berdampak buruk bila semua orang memiliki pola pikir tersebut. Tak usah jauh-jauh, kita ambil contoh dinegara kita sendiri Indonesia. Apa jadinya jika negara hanya memiliki masyarakat yang paham bagaimana mengelola bibit lele yang baik, meracik nasi goreng yang nikmat, membuat donat yang lembut dimulut, memasarkan pakaian keseluruh nusantara.

Mendengar kabar saudara kita Rini Sugianto ikut dalam penggarapan film Hollywood saja kita sudah senang, apa lagi ada orang Indonesia yang membuat film dan tayang diseluruh dunia. Jangan pernah bermimpi semua itu terwujud jika kita saja tidak ingin kuliah. Dipemerintahan kita akan lemah jika kita tidak kuliah, kita akan dibodoh-bodohi negara lain, kita akan selalu dijajah. Sebenarnya kita tetap bisa bekerja secara mandiri setelah kita lulus kuliah, bahkan level bisnis yang kita lakukan bisa lebih hebat. Kita bisa membuat media, membuat hotel, mungkin kita bisa bersaing dengan perusahaan otomotif terbesar didunia.

Bukan hanya dapat merubah perekonomian untuk diri sendiri dan orang lain, kita jelas dapat membantu perekonomian orang banyak dan tentu negara kita tercinta bahkan dalam level yang lebih tinggi. Berbisnis tanpa harus masuk perguruan tinggi terlebih dahulu, boleh. Asal jangan pernah kita menganggap kuliah itu tidak ada gunanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun