Dalam dunia televisi, ada dua musim hijrah besar-besaran. Hijrah yang dimaksud di sini adalah pindah dari stasiun televisi A ke stasiun televisi B. Menjelang dua musim, HRD stasiun televisi pasti berhadapan dengan sejumlah karyawan yang mengajukan surat pengunduran diri. Oleh karena sudah “rutin”, menjelang dua musim hijrah, para Manager sibuk atur strategi dalam mengelola SDM. Hal tersebut dilakukan agar operasional televisi tetap berjalan.
Musim hijrah pertama terjadi paska Idul Fitri. Bagi karyawan stasiun televisi, momentum “terlahir kembali” setelah menjalankan ibadah puasa dimanfaatkan untuk bekerja di stasiun televisi baru. Menjelang puasa, karyawan sudah mengajukan surat pengunduran diri. Kenapa sebelum puasa? Sebab, ada istilah one month notice atau pemberitahuan satu bulan sebelum mengundurkan diri.
Barangkali Anda tahu, mengapa paska Idul Fitri menjadi musim pertama para karyawan hijrah. Yup! Anda benar! Para karyawan yang mengundurkan diri masih tetap mendapatkan hak mereka di stasiun televisi lama, yakni Tunjangan Hari Raya (THR). Lumayanlah, sebelum goodbye, masih mendapatkan THR satu bulan gaji. Angka segitu belum ditambah uang pesangon atau jasa yang perkaliannya tergantung dari masa kerja.
Di musim pertama ini, sejumlah news anchor ramai-ramai ke Cable News Network (CNN) Indonesia. Nama-nama news anchor yang sudah tak asaing lagi bakal menghiasai layar CNN Indonesia. Mereka adalah dua mantan tvOne: Alfito Deannova dan Elvira Khairunnisa. Lalu dari Metro TV: Dessy Anwar dan Eva Julianti. Prabu Revolusi yang sempat di Metro TV dan baru satu tahun ini di Rajawali Televisi (RTV) juga hijrah ke CNN. Selain nama-nama news anchor, tentu saja banyak Produser maupun Production Asisstance (PA) dari stasiun televisi lain hijrah. Stasiun televisi yang masih di bawah Trans Corp ini sendiri akan meresmikan siarannya bertepatan dengan HUT RI ke-70 pada 17 Agustus 2015 mendatang.
Musim hijrah kedua terjadi paska Tahun Baru. Sebagaimana paska Idul Fitri, mereka yang hijrah paska Tahun Baru merasa momentumnya tepat. Tahun Baru, stasiun televisi baru, suasana baru, tantangan baru. Namun, tentu saja selain hal-hal yang baru tersebut, ada alasan lain yang tak kalah stategis, yakni bonus.
Di akhir atau awal tahun baru, biasanya stasiun televisi akan memberikan bonus. Memang, soal bonus, stasun televisi tak berkewajiban memberikan. Bonus adalah kebijakan perusahaan yang bersangkutan. Nilainya pun beragam. Ada yang berdasarkan kebijakan, tak sedikit pula stasiun televisi memberikan bonus berdasarkan performa kerja masing-masing karyawan. Mereka yang punya “rapor” bagus, bonusnya besar. Sebaliknya, karyawan yang biasa-biasa saja, bonusnya tentu akan kecil. Kecil atau pun besar, tetap saja ada sejumlah uang yang ditransfer di rekening si karyawan.
Wajarkah mereka hijrah? Jelas wajar. Selama stasiun televisi tersebut memberikan benefit di atas stasiun televisi sebelumnya, si karyawan tentu akan memilih hijrah. Apalagi, lingkungan kerja stasiun televisi sudah tidak nyaman lagi, atasan tidak satu visi, terlalu banyak janji, terlalu menekan dan membuat karyawan demotivasi, atau sistem promosi tidak berjalan dengan baik, barangkali juga gaji tidak sesuai dengan produktivitas yang dilakukan, dan masih 1001 alasan lagi yang membuat seorang karyawan lebih suka berhijrah.
Di buku-buku maupun di tulisan-tulisan saya sebelumnya, saya selalu memberikan motivasi soal hijrah ini. Mumpung masih “laku”, lebih baik Anda hijrah ke perusahaan lain, kalo memang alasan-alasan seperti yang saya sudah sebutkan di atas ada pada diri Anda. Ingat! Rezeki bukan cuma ada di tempat Anda bekerja sekarang ini. Terlebih lagi bagi Anda yang masih muda (baca: baru sekali kerja di stasiun televisi). Berkarya jangan cuma di satu tempat, tetapi gali pengalaman di tempat lain. Jangan pernah berada di zona nyaman, hingga sampai bertahun-tahun di tempat yang sama.
Salam Hijrah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H