Mohon tunggu...
Ombrill
Ombrill Mohon Tunggu... Jurnalis - Videografer - Content Creator - Book Writer

Book Writer - Video Blogger - Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pasca Piala Dunia 2018, Lalu Apa Trans TV?

17 Juli 2018   20:41 Diperbarui: 18 Juli 2018   11:04 1854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika ada pertanyaan, kapan waktu migrasi penonton terbanyak di televisi pada 2018 ini, jawabannya pada Minggu, 15 Juli 2018. Terbukti dari data AC Nielsen, antara pukul 21:00 sampai pukul 23:30 WIB, terjadi migrasi besar-besar dari stasiun televisi mana pun ke Trans TV atau Trans 7. Puluhan ribu penonton, memilih dua stasiun televisi milik Trans Corp ini untuk menyaksikan pertandingan final Piala Dunia 2018, antara Perancis melawan Kroasia.

Sebagaimana istilah yang Anda sudah kenal sebelumnya, bahwa migrasi adalah sebuah perpindahan. Khusus di televisi, yang pindah bukan penduduk, melainkan penonton. Migrasi terjadi jika ada sebuah program yang menarik di stasiun televisi lain, dan ini wajar. Pada jam 10, seorang penonton menyaksikan sinetron di TV A, begitu selesai, penonton ini melakukan migrasi ke TV B untuk menyaksikan sinetron lain. Begitu seterusnya. Artinya, penonton tidak loyal pada stasiun televisi, melainkan loyal pada program.

Pada Minggu, 15 Juli 2018, sejak pukul 21:00 WIB, perlahan-lahan Trans TV dan Trans 7 kebanjiran "penonton pindahan" (migran) dari RCTI, SCTV, maupun televisi lain. Penulis mencatat pada pukul 22:00, sinetron favorit pemirsa Dunia Terbalik yang tayang di RCTI, ditinggalkan sebagian penontonnya. Pada pukul 22:00 WIB, Dunia Terbalik cuma meraih rating 3.5 dan share 16.2. Sementara, Trans TV meraih rating 6.9 dan share 31.6. Lalu Trans 7 meraih rating 4.0 dan share 18.2. Padahal, di hari dan jam ini, baik Trans TV dan Trans 7 tak pernah mengalahkan RCTI.

***

Anda tentu masih ingat arti angka rating dan share kan? Baiklah, penulis ingatkan lagi. Rating adalah jumlah penonton yang memilih channel tersebut. Jadi, jika pertindingan final berating 6, maka penonton program tersebut ditonton 6.000 orang. Sementara itu, share adalah persentase orang yang menonton program pada waktu tertentu.  Pada pukul 21:00 WIB ada tiga program: final Piala Dunia 2018, sinetron Dunia Terbalik (RCTI), dan sinetron Orang Ketiga (SCTV). 

Final sepakbola meraih share 31, sinetron Dunia Terbalik meraih share 16, sinetron Orang Ketiga meraih share 12. Artinya, ada 31 persen orang menonton final Piala Dunia di waktu 22:00, sementara penonton Dunia Terbalik cuma 16 persen dan Orang Ketiga cuma ditonton oleh 12 persen penonton.

Puncak migrasi terjadi pada pukul 23:30, dimana Trans TV meraih rating 8.1 dan share 46.5. Sementara Trans7 meraih rating 4.3 dan share 24.8. Namun, angka ini hanya yang tercatat di AC Nielsen, bukan di fakta lapangan. Sebab, pertandingan antara Perancis dan Kroasia tidak cuma ditonton oleh 4.000-an penonton dari 265 juta jiwa penduduk Indonesia (data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas). 

AC Nielsen cuma mensurvey 2.273 rumah tangga di 11 kota besar di Indonesia (Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Makassar, dan Banjarmasin). Di 2.273 rumah tangga itu dipasangi alat khusus bernama people meter. Padahal, saat final Piala Dunia 2018 kemarin, di Jakarta saja penulis melihat jumlah lokasi yang mengadakan nonton bareng (nobar) banyak sekali. Tak cuma di kafe, tetapi di pos ronda maupun warteg. Jumlah itu belum ditambah penonton yang menyaksikan di rumah.

screenshot YouTube
screenshot YouTube
Di final Piala Dunia 2018, Trans TV dan Trans 7 telah menyihir penonton televisi nasional, termasuk penulis. Piala Dunia ini seharusnya bisa dijadikan momentum dua televisi ini, terutama Trans TV, naik derajat kembali seperti sedia kala. Betapa tidak, sejak Yuk Keep Smile (YKS) berhenti pada 2014, Trans TV belum pernah berjaya di jagat pertelevisian nasional. 

Stasiun televisi yang bermarkas di jalan Kapten Tenden, Jakarta Selatan ini selalu duduk di posisi 5 atau kadang 6. Begitu pula dengan Trans 7. Sebelum pertandingan Piala Dunia dimulai, yakni saat Ramadhan saja, Trans TV hanya duduk di posisi 8 dengan share 5.4. 

Sedih kan? Makanya ketika Piala Dunia tayang, Trans TV dan Trans 7 mendadak "naik daun". Hanya, setelah momentum Piala Dunia, lalu apa yang bakal dijadikan gocoan Trans TV? Menghidupkan program misteri? Penulis pikir, tidak. Percayalah, acara berbau syirik model Liga Paranormal atau Gosipin Setan (Gost) tak bakal jadikan Trans TV berjaya. Yang terjadi justru sebaliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun