Stadion Gelora 10 November Tambaksari, Surabaya tiba-tiba rusuh. Ribuan bonekmania mengamuk dan berbuat anarkis. Mereka membakar tiga mobil dan merusak sejumlah fasilitas stadion. Â Mobil yang dibakar dua di antaranya milik kru ANTV yang sedang bertugas di dalam stadion dan serta mobil truk pengangkut peralatan milik ANTV. Kejadian ini muncul usai pertandingan babak delapan besar Copa Indonesia, antara tuan rumah Persebaya melawan Arema Malang, yang berakhir 0-0.
Begitulah duka dalam sebuah pertandingan sepakbola di Indonesia. Kejadian terparah pada 2006 seperti di atas, sudah pernah Uus Rusamsi rasakan selama menjadi Program Director (PD) pertandingan sepakbola. Kerusuhan yang dilakukan oleh bonek tersebut merupakan pengalaman terburuknya. Sebelumnya, ada pula kerusuhan di lapangan sepakbola, di Stadion Siliwangi, Bandung, saat ANTV melakukan siaran langsung.
"Lebih parah kejadiannya. Body camera terkena lemparan batu," ujar Uus.
***
Uus adalah salah satu PD pertandingan olahraga yang dimiliki ANTV. Sebetulnya, sebelum Uus, ada sejumlah PD sepakbola lain yang sempat lahir dari televisi milik Visi Media Asia (Viva) ini. Harap maklum, pada 1993, ANTV sempat memposisikan sebagai tv sport dengan menayangkan program-program olahraga, terutama sepakbola. Kala itu, dengan dipimpin oleh Reva Dedy Utama (kini Direktur Teknik dan Olahraga tvOne), tim ANTV sebanyak 15 orang meliput siaran Sea Games 93 di Singapura. Oleh karena ingin terus memproduksi siaran pertandingan olehraga dan juga sepakbola sendiri (in-house production), tim sport ANTV sempat berguru dengan stasiun televisi TF1 Perancis.
"Saya nggak pernah di training secara informal, tetapi belajar dari para senior-senior," aku Uus seperti merendah.
Meski "cuma" belajar otodidak, namun Uus berhasil dipercaya untuk bertanggung jawab sebagai seorang PD sepakbola. Anda tahu, menjadi PD itu tidak mudah. Istilah dalam film, PD itu adalah seorang Sutradara. Posisi ini berpengaruh pada aspek teknis dan non-teknis, serta estetika di layar. Bedanya dengan Sutaradra, PD harus jeli melihat layar monitor yang jumlahnya lebih dari satu. Selain memerintahkan penata kamera untuk mengambil gambar, PD juga harus cepat mengambil keputusan. Keputusan apa? Keputusan mengambil gambar A atau B dari gambar C, D, E, dan seterusnya yang ada di monitor itu tadi. Jika salah keputusan, maka momentum hilang.
"PD sepakbola itu beda dengan PD acara hiburan," ujar Uus tanpa menjelaskan perbedaan dengan detail. "Karena saya nggak pernah pegang program lain".
Namun yang pasti, seperti yang sudah dipaparkan di atas, bahwa PD sepakbola itu salah satunya harus cepat mengambil keputusan. Penonton tentu merasa puas jika gambar yang muncul di layar, sesuai dengan keinginan mereka. Minimal, di setiap pertandingan sepakbola yang selama ini Uus tangani, ada 8 kamera. Nah, jika dari 8 kamera tersebut salah posisi atau terlewatkan momentum saat pemain membawa bola dan menggolkan bola ke gawang lawan, sudah pasti penonton akan kecewa.Â
Oleh karena itu, jangan berharap, PD sepakbola melakukan beauty shot sebagaimana PD acara musik, variety show, atau acara hiburan lain. Paling-paling shot yang diambil adalah ekspresi penonton atau establish shot stadion. Â
"Kita tidak cuma memikirkan teknis, soal penanyangan, tetapi juga harus berpikir dan bertindak cepat untuk menyelamatkan peralatan dan juga kru dari kerusuhan," aku Uus. Harap maklum, resiko kerusuhan dalam pertandingan sepakbola di tanah air masih sering terjadi. Memang, di luar negeri juga ada kerusuhan, tetapi kuantitasnya tidak sebanyak di tanah air.