Namanya juga asisten, jadi tugasnya membantu. Dalam hal ini membantu tugas-tugas Produser. Oleh karena jadi asisten, makanya biasa disebut sebagai Asisten Produser alias Asprod. Emang nggak enak sih kalo disingkat. Mirip kata “ceprot”, “ngepot”, atau “kecrot”...xixixi.
Di stasiun televisi, ada istilah Asprod, ada pula Production Assistance (PA). Biasanya Asprod dikenal di divisi redaksi alias bagian pemberitaan alias news. Kalo PA, dikenal di kalangan anak-anak produksi. Mau Asprod atau PA, tetap aja tugasnya sebagai asisten.
Padahal, PA itu sebuah profesi penting dalam dunia broadcasting. Tanpa seorang PA, para Produser nggak bisa menjalankan program acara dengan lancar. Makanya PA itu kastanya paling tinggi di stasiun televisi…hehehe. Bohong ding! PA kastanya paling tinggi kalo ngeliatnya dibalik.
Bolehlah PA punya kasta terendah, tetapi Produser can’t live without PA. Bukan sombong, lho, tetapi PA adalah asisten yang selalu setia dengan sang majikan. Namun sayang, asisten seringkali menderita. Di stasiun televisi, yang namanya asisten biasanya jadi identik dengan “pembantu”. Kata “pembantu” di sini diambil dari huruf P dari kata “production”.
Lo musti kenal, ada beberapa akronim dari PA. Yang pertama, akronim huruf P itu tadi, yakni “pembantu”. Trus huruf A-nya kepanjangannya apa? “ABIS”. Jadi kalo digabung, PA artinya “PEMBANTU ABIS”.
Terus terang menyandang nama “pembantu abis” sungguh sakiiiit. Sakitnya tuh sampai di hati. Hiks! *nangis sampai dua ember* Betapa nggak sakit, pembantu itu ibarat jongos. Profesi kelas rendah ini siap buat disuruh-suruh. Nggak cuma nyuci baju, ngepel, nyetrika, tetapi gosok kloset WC. Memang, PA nggak sampai ngerjain urusan rumah tangga itu sih, tetapi kadang diperlakukan ya kayak pembantu…
Dalam sebuah obrolan dengan Anto di warteg dekat Citra TV, Jaja baru tahu, perlakukan Produser pada PA seringkali memang kayak pembantu.
“Lo kudu banyak istighfar, Ja,” pesan Anto.
“Kok gitu?”
“Karena lo nggak akan tau kapan jatung lo tiba-tiba berhenti…”
“Waduh!”