Mohon tunggu...
Ombrill
Ombrill Mohon Tunggu... Jurnalis - Videografer - Content Creator - Book Writer

Book Writer - Video Blogger - Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Melobi OC Kaligis Demi Ariel Peter Pan

20 Juli 2015   17:25 Diperbarui: 20 Juli 2015   17:35 1072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita tertangkapnya OC Kaligis minggu lalu oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), jadi mengingatkan saya pada peristiwa di paruh 2010. Kala itu, pria ini menjadi kuasa hukum dalam kasus video porno yang melibatkan Ariel Peterpan.

Sebagai kuasa hukum vokalis yang saat itu dikenal sebagai pacar Luna Maya, Kaligis tentu saja bisa menjadi “pintu masuk” kami untuk bisa mendapatkan wawancara eksklusif Ariel. Tentu tak mudah bagi jurnalis untuk bisa menembus narasumber utama atau narsum kelas A, tanpa punya “pintu masuk”. Walhasil, kami pun janjian untuk berjumpa dengan Kaligis. Tujuannya tak lain melobi.


Siang itu, kami pun mengampiri firma hukum Kaligis, yakni Otto C. Kaligis & Associates & Legal Consultan. Kantornya berada persis di seberang kantor seketariat negara, Harmoni, Jakarta Pusat. Jangan membayangkan kantor pengacara peraih Doktor Hukum Pidana lulusan Universitas Padjajaran, Bandung pada 2006 ini besar dan mentereng. Kantornya berada di sebuah ruko, di antara kantor-kantor lain.

“Klien boleh orang-orang terkenal (mulai dari Soeharto, Marshanda, Ayu Ting-Ting, maupun Nazaruddin), tapi kantornya kecil,” ujar saya dalam hati.

Sebagaimana kebanyakan ruko, untuk parkir mobil tak bisa langsung di depan kantor yang kita tuju. Pemilik ruko hanya mendapat jatah parkir dua mobil. Siang itu, mobil yang ada di depan kantor Kaligis sudah penuh. Satu di antara dua mobil yang diparkir adalah mobil Nissan.

Setelah memarkirkan kendaraan, kami dipersilahkan duduk di sebuah ruang tamu berukuran 2x2 meter persegi. Tak berapa lama, oleh seorang resepsionis barulah kami diajak masuk ke ruang kerja Kaligis.

“Selamat siang! Silahkan duduk,” ujar Kaligis.

Kami duduk di depan meja besar yang ada tepat samping meja kerja Kaligis. Di ruang kerjanya cuma ada meja yang terbuat dari kayu jati ini. Tak ada sofa empuk dari kulit. Saya bisa maklumi, di ruang kerja kecil ini memang tak terlalu efektif menempatkan seperangkat sofa. Lebih dari itu, sofa empuk bisa membuat tamu berlama-lama. Beda dengan bangku kayu yang kami duduki, pasti sulit membuat nyaman. Boleh jadi, karena waktu seorang pengacara sangat terbatas, apalagi bagi pengacara waktu adalah uang.

Meski cuma punya sedikit waktu, Kaligis sempat memperlihatkan saya foto kala ia bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Obama di ruang oval. Ia pun sempat mengeluarkan dua buku karyanya dan membagikan pada kami. Salah satu buku yang ia beri berjudul Korupsi Bibit & Chandra. Sebelum memberikan pada kami, Kaligis sempat menandatangani. Sambil membubuhkan tanda tangan, ia bercerita mengapa mau menjadi pengacara Ariel.

 

“Mereka (Ariel dan Luna) datang ke kantor saya,” jelas Kaligis. “Saya nggak pernah mengajukan diri untuk mendampingi keduanya (menjadi kuasa hukum). Padahal kata mereka, banyak pengacara yang mengajukan diri. Namun mereka memilih saya”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun