Mohon tunggu...
Ombrill
Ombrill Mohon Tunggu... Jurnalis - Videografer - Content Creator - Book Writer

Book Writer - Video Blogger - Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Character Generic: Sering Diremehkan, Tapi Kalo Salah Fatal Akibatnya

14 Juli 2013   09:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:34 4764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia televisi ada istilah Character Generic atau CG. Yakni serangkaian kata atau kalimat yang muncul di layar. Kata atau kalimat ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada penonton, baik informasi mengenai nama tokoh, judul tema, nama peristiwa, lokasi kejadian, nama presenter, dan informasi lain yang perlu diberitakan.

Seorang yang menulis di CG biasa disebut Penata Aksara. Namun, tak semua stasiun televisi memiliki Penata Aksara. Mayoritas mereka yang duduk di belakang komputer CG adalah seorang yang menjabat sebagai Penata Grafis. Oleh karena yang bertugas bukan Penata Aksara, maka yang bertugas menata (baca: mengetik) aksara kalo bukan Produser, biasanyaProduction Assistance (PA). Penata Grafis cuma sekadar operator yang siap menampilkan CG kalo Program Director (PD/ Sutradara) meminta.

Bagi banyak stasiun televisi, profesi Penata Aksara dianggap "remeh". Tak penting. Padahal seharusnya tugas menata aksara bukanlah tugas Produser atau PA. Profesi bernama Penata Aksara lah yang bertugas mengetik teks berupa informasi yang ada di rundown atau scriptyang sudah disusun scriptwriter. Memang, pada akhirnya Produser yang bertanggungjawab atas CG yang keluar. Namun, sebelum shooting maupun pada saat shooting, tentu Produser dan PA punya tugas lain, selain "sekadar" menulis teks yang yang harusnya dilakukan oleh Penata Aksara. Nah, oleh karena dianggap "remeh" atau "sepele", banyak kesalahan yang dilakukan saat menampilkan CG.

Nama Ketua Umum Partai Golkar yang seharusnya "Aburizal Bakrie" menjadi "Abu Rizal Bakrie" alias dipisah. Kata "Penjemputan" salah ketik. Yang seharusnya kalimatnya "SBY Perintahkan Penjemputan Nazaruddin" menjadi "SBY Perintahkan Penjembutan Nazaruddin". Salah ketik huruf "P" menjadi "B" menyebabkan beda makna. Kata "Kasus" menjadi kelebihan huruf "K", sehingga menjadi "Kaskus" yang lebih dimaknai sebagai sebuah portal. Program berita Liputan 6 SCTV pernah kurang huruf "U". Ketika menayangkan berita tentang Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahok yang marah-marah via YouTube, di CG tertulis: "Komunikasi Wagub via Yotube".

Bukan cuma kelebihan huruf, kekurangan huruf, atau salah huruf. Seringkali ada stasiun televisi yang tidak akurat dalam memberikan informasi. Misal, pada saat berita bom meledak di Kalimalang, Bekasi. Di CG berita tvOne tertulis tanggal 30 Oktober 2010. Padahal, kejadian bom meledak terjadi pada 30 September 2010. Kesalahan bulan tersebut jelas membingungkan pemirsa dan membuktikan ketidakakuratan stasiun televisi tersebut dalam memberikan informasi.

Kesalahan informasi CG juga pernah terjadi pada Metro TV, yakni saat memberitakan tentang kondisi Osama Bin Laden. Dalam CG tertulis: "AS Pastikan Obama Tewas". Padahal yang dinyatakan tewas adalah pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, bukan Presiden AS Barack Obama. Soal sikap PKS terhadap kenaikan BBM, Metro TV juga pernah memberikan kesalahan informasi di CG. Yang seharusnya PKS menolak kenaikan BBM, tetapi di CG tertulis: "PKS setuju kenaikan BBM". Gara-gara kesalahan tersebut, anggota DPR dari PKS Andi Rahmat sempat memprotes. Kalo Anda iseng berselancar di google, sejumlah situs menulis, stasiun televisi yang dianggap sering melakukan kesalahan ketik adalah tvOne. Terakhir, ketika kasus kerusahan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Tanjung Gusta, Medan pada 11 Juli 2013 kemarin, tvOne kembali membuat kesalahan alia salah menuliskan CG. Di CG di Kabar Siang tvOne tertulis: "Polisi Tangkap 55 Nabi Kabur". Huruf "P" tertukar dengan huruf "B" yang jelas merupakan kesalahan fatal.

Melihat sejumlah kesalahan pada CG yang sudah terjadi di beberapa stasiun televisi, jelas masalah CG tidak boleh dianggap remeh. Barangkali kalo program berita yang disiarkan stasiun televisi tersebut taping atau direkam, barangkali kesalahan CG bisa dirubah lewat proses editing, dengan cari mengedit ulang. Fatalnya, kalo program berita disiarkan secara langsung, selama di stasiun tersebut tidak ada Penata Aksara dan Penata Grafis cuma sebagai operator, maka seorang Produser harus benar-benar check and recheck CG sebelum di-on air-kan. Kalo gak di-check and recheck lagi, boleh jadi kata-kata "Penjembutan", "Asutralia", "Wahington" atau "Abu Rizal Bakrie" bakal muncul lagi di CG.

Salam Akurat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun