Belakangan ini semakin menguat saja penolakan terhadap Prabowo Subianto bakal calon Presiden RI bernomor urut satu itu, tidak hanya dari para penggiat HAM akan tetapi dari kalangan separatis pun turut mengumandangkan genderang “perang” melawan tokoh ini yang dituding sebagai salah satu penanggung jawab aksi penculikan dan kekerasan Mei 1998.
Beberapa pernyataan negatif dari rival politik juga digunakan aktivis separatis sebagai peluru untuk membungkam Prabowo menjadi presiden, seperti “Prabowo itu psikopat dan sedikit gila” yang dikomentari oleh aktivis RMS Annis Werinussa sebagai berikut:
“Ini baru mantap. Beta pernah katakan bahwa, Prabowo bukanlah seorang pintar atau intelek, melainkan dia adalah seorang yang bersifat NEKAT. Nah, dengan keterangan mantan Kepala BIN Hendropriono inilah, semua orang menjadi sadar dan jelas dan tak perlu meragukan lagi. Untuk itu, Prabowo sebaiknya STOP saja, karena akibatnya, sangat memalukan dikemudian hari bagi semua orang. Kalau bekas jenderal yang sudah dipecat itu mempunyi nilai PSIKOPAT yang sangat meragukan, maka celakalah semua orang yang dipimpinnya. Ini bisa jadi MESIR dan Syria ke II.”
Adapula upaya aktivis RMS lainnya, Tijmen Van't Foort yang menyebarkan analisa Damien Kingsbury dari Deakin University, Australia yang mengatakan “Prabowo akan menghantam separatis dengan militer”. Sementara Ketua KNPB (Komite Nasional Papua Barat) Vikor F. Yeimo menyampaikan pernyataan melalui suratnya dari dalam penjara Abepura tertanggal 24 Mei 2014, sebagai berikut :
Jokowi dan Prabowo bakal bersaing pilpres 2014, ini perbedaan kedua pasangan yang akan berkompetisi 9 juli mendatang ??
- Yang satu mantan walikota, satunya lagi pecatan tentara
- Yang satu berusia 53 tahun, satunya lagi 63 tahun
- Yang satu kader partai, satunya lagi ketua dewan pembina partai
- Yang satu bersih selalu, satunya lagi punya dosa masa lalu
- Yang satu dikenal merakyat, satunya lagi dikenal dari keluarga ningrat
- Yang satu suka naik sepeda, satunya lagi suka naik kuda
- Yang satu menampilkan kesederhanaan, satunya lagi menampilkan kemewahan
- Yang satu terkenal pekerja keras, satunya lagi terkenal tegas
- Yang satu pernah miskin di masa lalunya, satunya lagi dari keluarga kaya
- Yang satu punya empati besar pada sesama, satunya lagi punya hasrat besar untuk berkuasa
- Yang satu hartanya milyaran rupiah, satunya lagi hartanya trilyunan rupiah
- Yang satu hutangnya nol rupiah, satunya lagi berapa trilyun yah?
- Yang satu didukung empat partai, satunya lagi didukung enam partai
- Yang satu tidak bagi-bagi kursi, satunya lagi menawarkan bagi-bagi kursi
- Yang satu Koalisi Profesional, satunya lagi Koalisi Transaksional
Dari sekian sampel penolakan dari kalangan aktivis separatis, kita dapat melihat betapa takutnya mereka terhadap sosok Prabowo sehingga mereka sangat berharap agar Jokowi saja yang menjadi Presiden RI selanjutnya yang lebih dikenal sabar dan humanis dalam menyelesaikan persoalan rakyatnya dan bersedia melaksanakan referendum seperti di Timor Leste atau MoU seperti di Aceh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H