Sudahlah uang cuman secukupnya, lalu dengan waktu yang tersisa malah melakukan sesuatu yang gak ada duitnya.
 eh ... kok gak keihatan logikanya, ya? gak menarik .. heu heu heu
Memang, saya pun baru sadar bahwa sebenarnya ada logika yang mendukung kelakuan saya ini. Saya temukan logikanya ketika mendengarkan Ippho Santosa di acara ulang tahun Safira Corporation. Menurut Mas Ippho, ternyata banyak penelitian yang memperlihatkan bahwa giving charities, sedekah, atau apapun istilah lainnya, meningkatkan serotonin di dalam otak kita. Serotonin, zat yang menciptakan rasa bahagia di dalam diri kita, terbukti bisa dihasilkan ketika kita bersedekah, ketika membantu orang lain dan ketika kita sharing dengan orang lain.
Ternyata dengan membagi sebagian waktu saya untuk orang lain membuat saya menjadi orang yang lebih bahagia. Di dunia yang luar biasa semrawut ini, untuk bisa menjadi manusia yang berbahagia, adalah rejeki yang sangat-sangat pantas disyukuri.
-------
Uda Hanafi, partner kerja saya, dulu pernah bilang, "Kalau lu lagi punya kesusahan. Jangan merasa spesial. Lalu mutung-mutung nyalahin keadaan. Seakan-akan hanya kepada elu lah kesusahan ini datang. ELU ENGGAK SPESIAL. Ketika lu misalnya merasakan patah hati berbarengan dengan susah duit, sebenernya di belahan dunia yang lain, mungkin ada ratusan juta orang lain yang juga sedang sakit hati dan susah duit pula. Kalau kebanyakan orang lain bisa menghadapinya lalu move on, kenapa lu tidak?"
--------
Apa yang Hanafi katakan ini banyak benernya. Satu: musibah tidak terjadi pada kita saja. Dua: ngapain mutung-mutung. Tiga: Kalau orang lain bisa, kenapa kita gak bisa.
Still, ketika melihat masalah orang lain yang kayaknya berat banget atau banyak banget atau berturut-turut banget, gentar juga hati ini. Itu sebabnya kita musti sering-sering berdoa dan berusaha agar musibah jenis ini --jenis yang berat untuk dihadapi, tidak terjadi pada kita.
'Kan ada yang bilang bahwa kalau lagi susah saatnya perbanyak sedekah. Betul tuh. Tapi mungkin lebih baik lagi kalau susah-senang sedekah jalan terus. Punya uang, sedekahkan uangmu. Lagi gak punya uang, luangkan waktu untuk menyedekahkan pikiranmu. Jika pikiran lagi mentok, luangkan waktu untuk menyedekahkan jaringanmu.Â
Jika jaringan kurang luas, luangkan waktu untuk menyedekahkan sekedar tulisanmu. Jika merasa tidak pandai nulis, luangkan waktu untuk menyedekahkan sedikit telingamu untuk mendengar masalah orang lain. Jika telinga pun sedang tidak siap mendengar, tanyakan pada orang lain, waktumu bisa digunakan untuk membantu apa lagi?
Intinya, banyak hal yang kita miliki -yang bisa bermanfaat untuk orang lain. Karena di sekeliling kita: ada orang yang butuh uangmu, ada yang butuh tulisanmu, ada orang yang butuh jaringanmu, ada yang butuh senyummu, dan lain-lain dan lain-lain.Â