Apasih Kurikulum Merdeka  itu? Oh ternyata Kurikulum Merdeka menurut laman Kemendikbudristek yang di pimpin Mas Menteri, sebutan untuk Nadiem Makarim,  adalah Kurikulum dengan tipe pembelajaran  intrakurikuler yang dilakukan secara terdiferensiasi  yaitu pendekatan guru kepada Peserta Didik untuk  merancang pengalaman belajar yang relevan, menantang siswa untuk aktif belajar dan dapat bermakna bagi seluruh siswa di kelas atau di luar kelas (Rumah).
Dimana konten pembelajaran Kurikulum Merdeka terfokus  untuk mengembangkan karakter  serta  menguatkan kompetensi dengan gaya pembelajaran yang lebih fleksibel, luwes dan tidak kaku.
Karena karekteristik Kurikulum Merdeka fokus pada materi esensial, yaitu mempelajari mata pelajaran yang memiliki nilai terapan dalam kehidupan sehari-hari, seperti wudhu, shalat, sedekah, doa setelah shalat, doa shalat shuha dan doa harian.
Bagaimana cara menerapkan Kurikulum Merdeka Pada Materi Fiqih  bab Shalat (doa Iftitah dan Tahiyat). Di MTs Negeri 15 Jakarta.
1. Pertama -tama guru merancang asesmen awal dengan berbagai metode  seperti tes baca (Dengan melihat BKS, Buku Kompetensi Siswa), wawancara (tanya jawab) dengan tujuan untuk mengetahui tingkatan kemampuan siswa dalam memahami materi sehingga guru dapat menyesuaikan konten sesuai kemampuannya,  jangan di paksa tapi di arahkan di tuntun dengan sabar tanpa emosi dan bersifat  fleksibel.
Seperti Penulis lakukan di kelas IX Â peserta didik ada yang membaca doa iftitah dengan awalan "Allahu akbar kabiro" atau ada yang hafal " "Wajjahtu wajhiya" atau ada yang pake "Allahuma Ba'id Baini ...". Dengan Rasio 30:2
Disinilah fleksibel Kurikulum Merdeka diterapkan.
Dalam prose hafalan niat berwudhu, tayamum, doa setelah wudhu, niat shalat dan doa iftitah harus betul-betul di kawal hingga benar mengikat (hafal untuk bekal kelak dewasa ), karena tidak sedikit siswa kelas IX Â keliru dalam melafalkan, Â seharusnya dibaca " wa maa ana minal musyrikin". (Dan aku bukan termasuk orang musyrik). Ini mah ada yang hafal kebalik " wa ana minal musyrikin" (dan aku termasuk orang musyrik), sadar atau tidak ia sudah membuat kesalahan fatal yang mengakibatkan murtad qaulik (ucapan salah).
Ada juga yang keliru dengan membaca " Wa maa Ana Minal Muslimin" (dan aku bukan termasuk orang muslim). Andai tidak di kawal dan lulus dari MTs N 15 maka sampai kapan bacaan itu salah?
Perlu diketahui ternyata banyak siswa yang belum lancar baca Al-Qur'an, niat wudhu ada yang tidak bisa,  niat shalat aja banyak yang salah dan tidak  bisa, jadi selama ini shalat mereka bagaimana? (Salah  itu dimaklumi tapi memperbaiki kesalahannya wajib dilakukan).
2. Menerapkan Pembelajaran Diferensiasi ( guru menyiapkan metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan siswa sesuai kemampuannya).