Mohon tunggu...
Lelaki Ombak
Lelaki Ombak Mohon Tunggu... -

diam bagai gunung,bergerak bagai Ombak. Terlahir sebagai Perayu ombak, ombak dan terik jadi kegiatan dalam hidup. lahir di bagian utara Afrika. menyukai surfing. menulis cuma buat coba - coba. Tinggal di Timur Jawa denga pantai yang indah dan ombak yang bagus untuk Surfing

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perayu Ombak

5 April 2010   00:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:59 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Deru bergerak bagai angin berjalan, samar pesona dan molek. Sexy dan aduhai, melambai dedaunan nyiur. Sempurna bagai retak – retak jiwa yang merekah. Kupu – kupu bermain melodi.

Selebihnya kosong.....

Seperti nyanyian ombak yang merindu. Merindumu wahai angin teluk, merekah. Merindukan jiwamu wahai symponi pasang. Nyanyi angin teluk dan segama terik dan juga pasir-pasir. merenung tempurung kura - kura mati. bisu diam dan selalu terdiam saat kulit-kulit terbakar. ombak sempurna.

Tak perlu merayu karna semua begitu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun